Selasa, 06 November 2012
PEMBAHASAN
1. Pengertian Teori Akuntansi
Hendriksen (1982) mendefinisikan teori sebagai
seperangkat asas hipotesis konseptual dan pragmatis yang terjalin satu sama
lain, yang membentuk suatu kerangka acuan bidang pengetahuan. Teori akuntansi
didefinisikan sebagai sekumpulan prinsip-prinsip luas yang menyajikan suatu kerangka
acuan umum dimana praktek akuntansi dapat dinilai dan mengarahkanpengembangan
praktis dan prosedur baru. Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu
dasar dalam memprediksi dan menjelaskan perilaku kejadian-kejadian akuntansi.
Mc. Donald (1972) menyatakan bahwa suatu teori harus
memiliki tiga elemen sebagai berikut :
a.
Melukiskan fenomena ke dalam gambar simbolik.
b.
Adanya manipulasi atau kombinasi sesuai aturan.
c.
Merubah kembali menjadi fenomena senyatanya.
Watt dan Zimmerman (WZ) mendefinisikan teori sebagai
seperangkat gagasan atau konsep, definisi, proposisi atau dalil yang saling
berkaitan, memberikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dan menetapkan
hubungan antar variabel yang bertujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena
tersebut. Selanjutnya WZ menyatakan bahwa tujuan utama teori akuntansi adalah
memberikan suatu dasar prediksi dan penjelasan tentang prilaku serta kejadian
akuntansi.
Beberapa definisi teori tersebut menunjukkan adanya
perbedaan cara pandang atau dimensi peneliti. Perbedaan tersebut muncul akibat
dari perbedaan era peneliti dalam memandang dan pemakai data akuntansi, serta
lingkungan pemakai dan penyaji data berperan. Peredaan juga muncul dari
perbedaan pendekatan terhadap pembentukan suatu teori akuntansi. Maka dapat
disimpulkan bahwa :
a.
Tidak ada suatu teori yang mengatur akuntansi keuangan
yang mencakup seluruh rentang spesifikasi pemakai lingkungan secara efektif.
b.
Yang ada dalam kepustakaan akuntansi keuangan bukanlah
suatu teori akuntansi, tapi sekumpulan teori-teori yang dapat diatur di atas
perbedaan spesifikasi pemakai lingkungan.
2. Pendekatan-pendekatan dalam Perumusan Teori
Akuntansi
Pendekatan yang
digunakan untuk merumuskan teori akuntansi dapat dikelompokkan menjadi
pendekatan tradisional dan pendekatan positif. Pendekatan tradisional
berhubungan dengan perumusan kerangka konseptual, dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok pendekatan nonteoritis, pendekatan teoritis, pendekatan etik,
sosiologis, dan pendekatan ekonomi sedangkan pendekatan positif behubungan
dengan kajian empiris akuntansi.
2.1.
Pendekatan Teoritis
Dikatakan sebagai pendekatan teoritis karena teori
akuntansi dirumuskan dengan menggunakan metode ilmiah. Yang termasuk dalam
pendekatan ini yaitu :
a.
Pendekatan deduktif
Teori akuntansi dirumuskan dengan
mengadopsi pemikiran-pemikiran yang dimulai dengan perumusan seperangkat
dalil-dalil dan konsep-konsep teoritis akuntansi yang memiliki kebenaran dan
bersifat luas. Dalil-dalil dan konsep teoritis tersebut dipergunakan untuk
merumuskan prinsip-prinsip akuntansi dan logika dari prinsip tersebut
dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan standar-standar atau teknik
akuntansi.
b.
Pendekatan induktif
Teori akuntansi dirumuskan dengan
mengadopsi pemikiran-pemikiran yang dimulai dari pelaksanaan observasi dan
pencatatan-pencatatan, analisis dan klasifikasi untuk mendapatkan
hubungan-hubungan yang sama, pembentukan konsep dan generalisasi serta
pengujian implikasi konsep pada situasi yang baru. Konsep-konsep akuntansi yang
sudah teruji merupakan seperangkat teori yang digunakan dalam sains akuntansi.
2.2.
Pendekatan Non Teoritis
Dikatakan pendekatan nonteoritis, karena teori
akuntansi dirumuskan tanpa menggunakan metode ilmiah. Yang termasuk dalam
pendekatan ini yaitu :
a.
Pendekatan pragmatis
Terdiri dari penyusunan teori yang
ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya yang bermanfaat untuk memberi
saran solusi praktis. Teknik-teknik dan prinsip akuntansi seharusnya dipilih
atas dasar manfaatnya bagi pengguna informasi akuntansi dan keterkaitannya
dengan proses pembuatan keputusan. Prinsip dan standar yang dirumuskan
dengan menggunakan pendekatan ini antara lain: akuntansi persediaan, penyusutan
dan amortisasi, penggunaan prinsip konservatisme dan lainnya.
b.
Prinsip otoriter
Teori akuntansi dirumuskan dengan
mengadopsi aturan-aturan formal sehingga teori yang dirumuskan menggambarkan
pengaplikasian aturan-aturan formal. Prinsip dan standar yang dirumuskan dengan
menggunakan pendekatan ini antara lain: akuntansi leasing, akuntansi pajak
tangguhan, akuntansi jaminan kerja karyawan dan lain sebagainya.
Perbedaan
pendekatan deduktif dengan pendekatan induktif :
·
Untuk pendekatan deduktif, kebenaran atau
kepalsuan dalil tergantung pada dalil lain, tapi dibuktikan secara empiris.
Sedangkan untuk pendekatan induktif, kebenaran dalil tergantung dari hasil
pengamatan yang memadai dan hubungan yang terjadinya berulang-ulang.
·
Untuk pendekatan deduktif, dalil hasil penarikan
kesimpulan deduktif menimbulkan teknik akuntansi yang pasti. Sedangkan pada
pendekatan induktif, dalil akuntansi hasil penarikan kesimpulan secara induktif
menunjukkan teknik akuntansi khusus yang yang berprobabilitas hampir tinggi.
2.3.
Pendekatan Etik
Pendekatan ini
diperkenalkan oleh Scott (1941), yang menggunakan pendekatan konsep kewajaran,
keadilan, pemilikan dan kebenaran. Kriteria yang digunakan dalam perumusan
teori akuntansi adalah “keadilan” dengan memperlakukan semua pihak yang
berkaitan atau berkepantinngan secara sama melalui penyediaan informasi
akuntansi yang benar dan akurat tanpa kesalahan penyajian, wajar, tidak bias
serta penyajian yang tidak memihak. Secara implisit pendekatan ini
mengisyaratkan bahwa informasi yang disajikan memiliki kualitas yang memadai
dan lengkap.
2.4.
Pendekatan Sosiologis
Menekankan pada akibat-akibat sosial yang
ditimbulkan teknik-teknik akuntansi. Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan
etis yang dasarnya merupakan suatu perluasan konsep kewajaran yang dinamakan
kesejahteraan sosial. Pendekatan sosiologis adalah socioecomic accounting dengan tujuan mendorong entitas bisnis yang
beraktivitas dalam pasar bebas agar mempertanggungjawabkan aktivitas produksi
mereka terhadap lingkungan sosial melalui pengukuran, internalisasi, dan
pengungkapan dalam laporan keuangan.
2.5.
Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ini
menekankan pada pengendalian perilaku indikator-indikator ekonomi makro yang
diakibatkan oleh praktik-praktik akuntansi. Pendekatan ini menekankan pada konsep
kesejahteraan ekonomi secar umum. Dimana pemilihan teknik-teknik akuntansi yang
berbeda tergantung pada pengaruhnya terhadap situasi ekonomi nasional.
3. Pendekatan Positif dalam Kajian Empiris
Akuntansi
Pendekatan positif yang digunakan dalam kajian-kajian empiris akuntansi
menjadikan teori-teori yang dihasilkan dan yang digunakan dalam riset akuntansi
dikenal dengan teori akuntansi positif.
3.1.
Perspektif Penelitian Akuntansi
Kolb dkk (1974) menyampaikan suatu pola atau model
tentang bagaimana orang-orang menggali pengetahuan ilmiah. Pada dasarnya
pengetahuan diperoleh melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a.
Pengalaman, dimana keunikan beberapa kejadian atau
fenomena yang dialami menarik untuk diteliti.
b.
Fenomena memberikan insentif untuk melakukan observasi
dan refleksi, sehingga penyebabnya diketahui.
c.
Merumuskan hipotesisnya dalam bentuk konsep dan
generalisasi yang abstrak.
d.
Menguji hipotesis, memahami implikasi konsep pada
situasi yang baru dan pada proses untuk memperbaiki pengetahuan.
Pengalaman
Konkret
|
Pengujian Implikasi Konsep pada Situasi
|
Observasi dan Refleksi
|
Pembentukan Konsep dan Generalisasi
|
Model Kolb dkk menggambarkan model pendekatan
induktif dalam penelitian akuntansi, namun tidak membedakan antara proses
penguasaan suatu pengetahuan (metode), metodologi (menyatakan metodenya), dan
epistemologi (menyatakan metodologinya).
Hubungan antara epistemologi (mengapa dari mengapa dari
bagaimana), metodologi (mengapa dari bagaimana), metode (bagaimana) dan
pengetahuan diperoleh, menggambarkan penyempurnaan model Kolb dkk dari model
pendekatan induktif menjadi medel pendekatan induktif-deduktif.
Pengalaman Konkrit
|
Epistemologi
(Why of why of how)
|
Metodologi
(Why of how)
|
Pengujian / Eksperimentasi
|
Metode pemerolehan pengetahuan (How)
|
Observasi Refleksi
|
Produk-produk Penyelidikan
|
Penalaran Abstrak
(hipotesis)
|
Knowledge - Of
|
Knowledge - That
|
Knowledge - How
|
Kriteria Pengetahuan
|
Model Kolb dkk juga digunakan oleh Roy Payne (1982) untuk
menjelaskan proses penggalian pengetahuan. Model Kolb-Payne merupakan bentuk
proses total yang berasal dari informasi, ilmu (sains), metode dan kebijakan yang menggambarkan kondisi sebagai
berikut:
a.
Knowledge–that
atau pengetahuan faktual (pengetahuan sesungguhnya).
Pengetahuan ini diperoleh karena observasi
dan refleksi yang dilakukan sampai mencari alasan abstrak untuk menguji dan
melakukan eksperimen yang menunjukkan hasil signifikan.
b.
Knowledge–of
atau pengetahuan personal (pengalaman).
Pengetahun ini dimiliki karena
mengalami peristiwa tertentu dan melakukan observasi dan refleksi atas
pengalaman tersebut.
c.
Knowledge-how
atau pengetahuan yang berhubungan dengan tata cara (praktis).
Pengetahuan ini diperoleh karena
pengujian dan melakukan eksperimen dan hasil-hasil yang dicapai mendukung
pengalaman yang sudah dimiliki.
Dari pendalaman yang dilakukan, Payne membuat kesimpulan sebagai berikut:
1)
Pengetahuan yang berhubungan dengan tata cara dan
pengalaman merupakan bentuk pengetahuan yang sangat bergantung pada setiap
individual.
2)
Pengetahuan factual dan pengetahuan yang berhubungan
dengan tata cara menghasilkan pengetahuan ilmiah/filosofis yang berasal dari
luar individual. Karena pengetahuan bergantung pada cara belajar individual,
jelas bahwa semua jenis pengetahuan dibutuhkan agar proses pengetahuan berjalan
lancar. Selain itu, setiap jenis pengetahuan mempunyai orientasi waktu, yang
merefleksikan perannya dalam proses pengetahuan
3.2.
Kelompok Peneliti Akuntansi dan Bidang Sains
yang Ditekuni
Tipologi Jung (1971) sangat bermanfaat digunakan untuk
mengelompokkan peneliti akuntansi secara umum, dan peneliti akuntansi secara
khusus. Pada dasarnya, Jung mengklasifikasikan para individu melalui proses
identifikasi cara mereka menerima informasi, yaitu apakah mereka dominan
menggunakan sensasi atau intuisi. Disamping itu, cara yang mereka tempuh dalam
membuat keputusan yaitu apakah dominan menggunakan pikiran (rational) atau perasaan (heuristic).
Definisi komponen-komponen dimensi model Jung sebagai berikut:
1.
Sensasi, mencakup penerimaan informasi melalui penginderaan,
berfokus pada hal-hal detail, menekankan pada saat dan tempat ini dan hal-hal
yang praktis.
2.
Intuisi, mencakup penerimaan informasi melalui
imajinasi, menekankan pada keseluruhan, teguh dalam mempertahankan idealisme
yang memungkinkan pada pembuatan hipotesis, dan memiliki kepentingan dalam
jangka panjang.
3.
Pemikiran, berhubungan dengan penggunaan penalaran yang
tidak menunjuk pada orang tertentu (impersonal) dan formal untuk mengembangkan
penjelasan pada batasan yang ilmiah, teknis, dan teoritis.
4.
Perasaan, berhubungan dengan pembuatan keputusan yang
berdasarkan pada pertimbangan yang bernilai tinggi dan berfokus pada
nilai-nilai kemanusiaan, moral, dan etika.
Kombinasi dua dimensi tersebut menghasilkan empat jenis kepribadian
manusia, yaitu:
a.
Penginderaan (sensing)
– pemikiran (thinking), atau Ilmuwan
Abstrak
b.
Penginderaan (sensing)
– perasaan (feeling), atau Humanis
Khusus
c.
Perasaan (feeling)
– intuisi (intuition), atau Humanis
Konseptual
d.
Pemikiran (thinking)
– intuisi (intuition), atau Teoretisi
Konseptual
Tipologi Jung juga digunakan oleh Mitroff dan Kilman (1978) untuk membuat
klasifikasi peneliti yang menghasilkan 4 (empat) kelompok peneliti (ilmuwan).
Kelompok ilmuwan tersebut sebagai berikut:
1)
Ilmuwan Abstrak (Abstract
Scientist)
Kelompok ilmuwan ini merupakan orang
yang mempunyai kepribadian penginderaan pemikiran, dimotivasi dengan perilaku
bertanya dengan metodologi dan logika yang tepat, yang berfokus pada kepastian,
keakuratan, dan reliabilitas, dan tergantung pada paradigma yang sederhana,
mudah dijelaskan dan konsisten.
2)
Teoretisi Konseptual (Conceptual Theorist)
Kkelompok ilmuwan ini merupakan orang
yang mempunyai kepribadian pemikir-intuisi, berusaha untuk membuat penjelasan
dan hipotesis ganda untuk menjelaskan fenomena, yang berfokus pada penemuan,
bukan untuk pengujian.
3)
Humanis Khusus (Particular
Humanist)
Kelompok ilmuwan ini merupakan orang
yang mempunyai kepribadian penginderaan-perasaan, terkait dengan keunikan
khusus setiap manusia.
4)
Humanis Konseptual (Conceptual
Humanist)
Kelompok ilmuwan ini merupakan orang
yang mempunyai kepribadian intuisi perasaan, berfokus pada kesejahteraan
manusia, mengarahkan pertanyaan konseptual personalnya pada pembentukan seluruh
manusia menjadi baik.
3.3.
Perspektif pada Metodologi Akuntansi
Secara umum riset-riset akuntansi yang diterima
secara luas menggambarkan bahwa akuntansi berfungsi untuk membuat hukum-hukum
umum yang mencakup prilaku kejadian atau objek empiris. Perilaku kejadian atau
objek empiris (fenomena) tersebut menjadi perhatian ilmu, sehingga memungkinkan
menghubungkan pengetahuan dari kejadian yang diketahui secara terpisah, dan untuk membuat prediksi yang andal (reliabel)
mengenai kejadian-kejadian yang belum diketahui.
Untuk menjalankan
fungsi tersebut, model ilmu alam yang didukung oleh teori-teori dan model statistikal (termasuk
sampling yang dilakukan secara berhati-hati, pengukuran yang akurat, desain dan
analisis hipotesis yang baik) secara umum diterapkan sbagai
model pendukung penelitian. Tetapi sekarang model tersebut telah menemui
kendala, karena terjadi pertentangan antara metodologi ideografi (sistem
penulisan yang menggunakan lambang) dengan nomotesis.
Pendekatan
ideografi (kualitatif) didasarkan pada pandangan bahwa seseorang hanya dapat
memahami dunia sosial dengan memperoleh pengetahuan secara langsung tentang
subjek yang diinvestigasi. Pendekatan ini menempatkan tekanan pada pendekatan
subjek seseorang dan menekankan analisis pada pernyataan subjektif yang
dihasilkan seseorang pada situasi “yang dekat” dan melibatkan seseorang pada arus
kehidupan sehari-hari. Analisis mendalam yang diperoleh dengan bertemu subjek
dan analisis mendalam diungkapkan melalui pernyataan impresionistik yang
ditemukan pada diari, biografi dan catatan jurnalistik.
Pendekatan
nomotesis (empiris) merupakan penelitian dasar teknis yang bersifat
formal/resmi. Pendekatan ini meringkas metode yang digunakan pada ilmu sosial,
dan ini dilaksanakan dengan melakukan pengujian ilmiah secara kuantitatif.
Semua jenis survei, daftar pertanyaan, pengujian personalitas, dan instrumen penelitian
yang distandardisasi, merupakan alat-alat yang ditetapkan pada metodologi
nomotesis. Perbedaan antara kedua metodologi ini pertama kali dikemukakan oleh
Allport yang menyatakan bahwa:
a. Pendekatan nomotesis (kuantitatif)
Pendekatan ini hanya mencari hukum-hukum dan hanya
menerapkan prosedur-prosedur yang diakui oleh ilmu pasti (eksak). Para psikolog telah
berusaha keras untuk membuat bidang ini menjadi bidang ilmu nomotesis.
b.
Pendekatan ideografi (kualitatif)
Pendekatan ini berusaha untuk
memahami beberapa kejadian tertentu yang terjadi di alam atau di masyarakat.
Psikologi individualitas akan membentuk ideografi.
3.4.
Perbedaan Pendekatan Idiografis dengan
Nomotesis
Perbedaan
asumsi-asumsi yang mendasari nomotesis dengan ideografi dari sisi pengetahuan
ilmu sosial yaitu:
a.
Pendekatan subjektif
Pada ilmu sosial, pendekatan ini
memberikan asumsi, yaitu nominalisme bagi ontologi (cabang ilmu filsafat yang
mempelajari sifat makhluk atau kenyataan), antipositivisme bagi epistimologi
(cabang ilmu filsafat yang berkenaan dengan asal-usul, sifat dan batas-batas
ilmu pengetahuan), voluntarisme bagi sifat alami manusia, dan terakhir asumsi
ediografi bagi metodologi.
b.
Pendekatan Obyektif
Pendekatn ini memberikan ciri
ontologi reliatis, asumsi etistimologi positif, dan asumsi nomotesis bagi
metodologi.
Pendekatan nomotesis versus ideografi berbeda pada
beberapa dimensi sebagai berikut:
a. Bentuk pertanyaan
b. Jenis tindakan organisasional
c. Jenis pertanyaan organisasional
d. Peran peneliti
Sejumlah dimensi
analisis ditunjukkan pada gambar berikut :
DIMENSI PERBEDAAN
|
BENTUK PERTANYAAN ILMIAH
|
||
Dari Luar
|
|
Dari Dalam
|
|
Hubungan peneliti dengan lingkungan
|
Terpisah,
netral
|
↔
|
“Berada di sana”, terlibat
|
Dasar validasi
|
Pengukuran
dan logika
|
↔
|
Eksperimental
|
Peran peneliti
|
Pengamat
|
↔
|
Pelaksana
|
Sumber kategori
|
Suatu
keistimewaan (apriori)
|
↔
|
Timbul secara interaktif
|
Arah penyelidikan
|
Universalitas
dan kemampuan di generalisasi
|
↔
|
Relevan dengan keadaan
|
Jenis penyelidikan yang diambil
|
Universal,
nornotesis; Teoritis
|
↔
|
Khusus, ideografi; praksis
|
Sifat data dan artinya
|
Nyata,
bebas dari konteks
|
↔
|
Hasil interpretasi, terikat secara konstekstual
|
Gambar 3 Bentuk alternatif pertanyaan ilmiah
Gambar 4
menunjukkan perbedaan yang dapat dicatat terkait dengan perbedaan jenis
pengetahuan adalah sebagai berikut :
a. Metode ideografi
menekankan pada pengetahuan tertentu sebagai suatu kondisi praktis, yaitu
“Pengetahuan mengenai cara bertindak yang sesuai dengan berbagai situasi
tertentu.
b. Metode
nomotesis menekankan pada pengembangan teori pengetahuan universal.
Bentuk pertanyaan
yang membedakannnya adalah pengetahuan mengenai (knowledge about) dan pemahaman tentang pengetahuan dengan (acquaintance with).
Bentuk
|
Tujuan Utama Aktivitas Pembentukan Pengetahuan
|
Peran Peneliti
|
|
Tindakan Organisasional
|
Penelitian Organisasional
|
||
Dari dalam
|
Penyalinan
|
Pemahaman situasi
|
|
|
Pengambilan tindakan
|
Penelitian tindakan
|
|
|
Pengelolaan
|
Praktis klinis
|
|
|
Bertahan hidup
|
Penelitian kasus
|
|
|
|
|
Pengamat yang
rendah hati
Empiris
Analis data
|
|
|
||
|
|
||
|
Rancangan dan teknik organisasional
|
Ilmu positivistik
tradisional
|
|
Dari luar
|
Percobaan terkendali
|
|
Pembuat model
rasionalistik
|
|
Teknologi sosiologi
|
|
Gambar 4 Perbedaan antara dua bentuk
pernyataan ilmiah
Terdapat beberapa kondisi spesifik yang harus
diperhatikan peneliti karena penggunaan model ilmu alam pada penelitian ilmu
sosial dan penelitian akuntansi antara lain sebagai berikut.
a. Keunikan
Setiap organisasi, kelompok dan individu sampai tingkat tertentu berbeda
dengan yang lainnya. Bagaimana pengembangan hukum-hukum umum yang tepat dalam
perilaku organisasional dan teori organisasional.
b. Ketidakstabilan
Faktor-faktor yang terkait dengan peristiwa sosial berubah bersama waktu,
juga hukum-hukum yang mengatur peristiwa tersebut. Penelitian ilmu alam kurang
dilengkapi piranti yang fleksibel untuk menghadapi fenomena yang terus berubah
dengan cepat.
c. Sensitivitas
Tidak seperti kandungan kimia dan sesuatu yang lain yang diminati
peneliti ilmu alam, orang yang membentuk organisasi dan organisasi itu sendiri
berperilaku secara berbeda jika mereka sadar menjadi hipotesis penelitian.
d. Kurang realistis
Memanipulasi dan mengendalikan variable dalm penelitian oragnisasional
mengubah fenomena yang dipelajri. Maka peneliti tidak dapat membuat geralisasi
studi mereka karena fenomena yang diobservasi berbeda dengan duania nyata.
e. Perbedaan epistimologi
Walaupun pemahaman mengenai sebab dan akibat melalui penelitian ilmu alam
merupakan cara yang tepat untuk mengetahui fenomena fisik, jenis pengetahuan
yang berbeda tetap menyatakan bahwa pendekatan ini lebih penting bagi perilaku
organisasional dan teori organisasional.
Perdebatan antara ideografi dengan nomotesis yang
terus terjadi pada berbagai literatur ilmu sosial memunculkan pemikiran untuk
menggunakan metode ganda. Metode tersebut secara umum dijelaskan sebagai
metodelogi konvergen, multi metode atau multi cara, validasi konvergen atau
yang disebut “triangulation
(penelitian dengan menggunakan tiga metode)”. Banyak pihak yang menyatakan
bahwa metode idegrafis dan nomotesis merupakan metode yang “saling tumpang
tindih dan juga saling memberi kontribusi”. Penggunaan pendekatan “triangultion” memiliki keunggulan antara
lain :
a.
Mendorong hasil yang lebih meyakinkan
b.
Membantu mengungkap dimensi yang menyimpang dari suatu
fenomena.
c.
Mendorong untuk memadukan atau mengintegrasikan
teori-teori.
d.
Berfungsi sebagai suatu pengujian kritis.
Implikasi pada penelitian yang menggunakan konsep triangulation adalah sebagai berikut.
a.
Menggunakan kedua pendekatan penelitian nomotesis dan
ideografi, dan kemudian menggabungkannya.
b.
Memilih salah satu di antara pendekatan penelitian
nomotesis atau ideograi, bergerak secara berulang-ulang antara kedua metode
tersebut untuk mengambil keuntungan dari keunggulan suatu metode pada kondisi
tertentu dan mengtasi kelemahan metode lain pada kondisi tertentu.
c.
Mengembangkan ilmu baru yang menjelaskan tindakan
manusia yang lebih banyak berbasis pada orang yang melakukan tidakan, berakar
pada eksperimen, berorientasi pada praktis, dan merupakan refleksi pribadi
dibanding kesan ilmu saat ini.
SIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka kami dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut Teori akuntansi didefinisikan sebagai sekumpulan
prinsip-prinsip luas yang menyajikan suatu kerangka acuan umum dimana praktek
akuntansi dapat dinilai dan mengarahkan pengembangan praktis dan prosedur baru.
Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksi
dan menjelaskan perilaku kejadian-kejadian akuntansi. Teori akuntansi
seharusnya merupakan hasil proses penyusunan dan juga pembuktian teori. Suatu
teori akuntansi harus dapat menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi yang
ada. Tetapi cara berpikir tersebut belum diikuti secara sempurna dalam akuntansi.
Pendekatan yang digunakan untuk merumuskan teori akuntansi dapat dikelompokkan
menjadi pendekatan tradisional dan pendekatan positif. Pendekatan tradisional
berhubungan dengan perumusan kerangka konseptual, dapat dikelompokkan kedalam
kelompok pendekatan nonteoritis, pendekatan teoritis, pendekatan etik,
sosiologis, dan pendekatan ekonomi sedangkan pendekatan positif behubungan
dengan kajian empiris akuntansi. Pendekatan positif yang digunakan dalam
kajian-kajian empiris akuntansi menjadikan teori-teori yang dihasilkan dan yang
digunakan dalam riset akuntansi dikenal dengan teori akuntansi positif.
DAFTAR RUJUKAN
Astika, I. B. Putra. 2010. Konsep-konsep Dasar Akuntansi
Keuangan. Denpasar: Udayana University Press.
http://kartikaharahap.wordpress.com/2011/11/11/pendekatan-dalam-perumusan-teori-akuntansi/
http://silfisulfiyah.blogspot.com/2011/04/teori-akuntansi-dan-perumusannya.html
http://taufik-imam.blogspot.com/2012/06/pendekatan-tradisional-untuk-perumusan.html
http://www.scribd.com/doc/57452880/5/BAB-III-PENDEKATAN-PENDEKATAN-TRADISIONAL-DALAM-FORMULASI-TEORI-AKUNTANSI
Label: Teori Akuntansi