Selasa, 06 November 2012
1. Era Sebelum Berdirinya Stock Exchange
Commision
Di tahun 1900-an masyarakat Amerika
Serikat sudah mengenal perdagangan saham. Informasi akuntansi suatu entitas
dicari oleh masyarakat yang ingin melakukan transaksi sekuritas karena
digunakan untuk menilai kinerja manajemen. Namun perkembangan prinsip-prinsip
akuntansi pada era itu belum mampu mendukung terciptanya informasi akuntansi
yang memadai.
Beberapa kondisi yang merupakan ciri
dari era ini adalah:
a.
Tidak adanya dewan pengatur standar menjadikan
masalah-masalah akuntansi yang mendesak dan bersifat controversial diselesaikan
melalui pembentukan panitia khusus.
b.
Sebagian besar teknik akuntansi tidak memiliki dukungan
teoritis dan solusi yang diambil memiliki ciri pragmatis
c.
Teknik akuntansi yang diadopsi didorong oleh keinginan
untuk meratakan earnings.
d.
Masalah operasional yang berhubungan dengan treatmen
akuntansi yang bersifat kompleks dihindari dan solusi diambil berdasarkan
kebijakan
e.
Entitas yang berbeda mengadopsi teknik akuntansi yang
berbeda untuk masalah atau model masalah yang sama atau mirip
f.
Teknik-teknik akuntansi diadopsi dengan fokus pada
penentuan pendapatan kena pajak dan minimisasi pajak pendapatan
The American Institute of Certified Public Accounts
Pada tahun 1916 berdiri asosiasi akuntan professional yaitu The American Institute of Accountants (AIA).
Lembaga tersebut didirikan oleh American
Association of Public Accounts (AAPA) yang selanjutnya berganti nama
menjadi American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA). Pada tahun 1921 berdiri American Society of Certified Public Accountant (ASCPA). AIA lebih
berkonsentrasi pada penyatuan pandangan nasional terkait persoalan-persoalan
kualifikasi dan pengujian-pengujian, sedang ASCPA menekankan pada upaya
membangun dan mempertahankan kekuatan lembaga profesional pada berbagai Negara
bagian di Amerika Serikat. Perbedaan pendapat diantara kedua organisasi
tersebut berakhir setelah mendapat tekanan dari NYSS (New York State Society) dan digabungkan kembali ke organisasi
semula tahun 1936 yaitu AICPA. Kerjasama AIA dengan Federal Trade Commision (FTC) tahun 1918 mempublikasikan “metode
yang ditetapkan dalam penyusunan neraca” yang disajikan dalam bentuk brosur dan
dijadikan sebagai pedoman penyusunan standar minimum pelaksanaan audit.
Kerjasama New York Stock Exchange – AICPA
Pada tahun 1930 AICPA memulai kerjasama dengan New York Stock Exchange (NYSE) dalam bidang pengembangan
prinsip-prinsip akuntansi yang akan diberlakukan pada entitas bisnis yang
terdaftar di NYSE. Langkah awal yang diambil AICPA yaitu membentuk komite dan
mencari jalan keluar yang terbaik melalui dua pendekatan sebagai berikut:
a.
Memberikan pemahaman pada para pemakai mengenai
keterbatasan laporan keuangan.
b.
Menyempurnakan laporan keuangan agar para pemakai
memperoleh laporan yang lebih informatif.
Draf formal tentang “lima prinsip akuntansi yang bersifat luas” telah
disusun oleh komite AICPA dan disahkan oleh komite NYSE pada tanggal 22
September 1932. Dokumen tersebut merupakan upaya formal pertama pengembangan
“prinsip-prinsip akuntansi”. Komite AICPA kemudian menambah dengan sebutan
“prinsip-prinsip akuntansi yang dapat diterima”.
SEC dibentuk oleh Kongres pada tahun
1934. Tujuannya adalah untuk menyusun Securities Act pada tahun 1933 dan
Securities Exchange Act tahun 1934.
Kedua undang-undang tersebut adalah undang-undang
sekuritas nasional pertama di United
States. Pada awalnya SEC mengijinkan profesi akuntansi untuk
menyusun prinsip akuntansi tanpa campur tangan pihak lain. Akan tetapi pernyataan
yang dibuat SEC tahun 1937 dan 1938 mengindikasikan bahwa mulai timbul
ketidaksabaran dengan profesi tersebut. Pada Desember 1937, Komisioner SEC
Robert Healy memanggil American
Accounting Association (AAA). Ia menyatakan bahwa terdapat kesulitan yang
besar akan tidak adanya pihak yang memiliki otoritas untuk membenahi dan
memelihara standar akuntansi. Ia yakin bahwa pihak yang memiliki otoritas
tersebut ada dalam Securities and
Exchange Commision. Akhirnya, pada bulan April 1938, SEC mengirim pesan
kepada profesi akuntansi yang isinya bahwa selain profesi akuntansi menjalankan
peran dalam pengembangan standar akuntansi, SEC akan menentukan praktik
akuntansi dan metode mandatori yang dapat diterima dalam laporan yang
mengandung informasi akuntansi.
2. Era Committee On Accounting Prosedure
AICPA pada tahun 1933 membentuk komite yang secara
khusus membahas prinsip-prinsip akuntansi yaitu Special Committee on Development of Accounting Principles (SCDAP),
namun komite tersebut gagal dalam mengemban tugasnya dan diganti oleh Committee on Accounting Procedures (CAP)
pada tahun 1936. CAP juga tidak aktif sampai dengan tahun 1938. Pada tahun
tersebut SEC memberi dorongan dengan membuat kebijakan baru yang termuat dalam Accounting Series Release 4 (ASR 4) dan
menambah keanggotaan CAP dari 7 orang menjadi 21 orang, sehingga lembaga
tersebut menjadi lebih aktif. Sebagai lembaga yang diberi mandat, CAP memiliki
tujuan untuk mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang bersifat komprehensif
sehingga dapat digunakan sebagai pedoman umum dalam memecahkan masalah praktek
akuntansi. Prediksi waktu untuk merealisasi tujuan tersebut kurang lebih 5
tahun. Dalam realitasnya CAP mengambil kebijakan lain yaitu mengadopsi suatu
kebijakan dan selanjutnya memberi rekomendasi atas metode akuntansi mungkin
diikuti. Cara yang ditempuh CAP menimbulkan ketidakpuasan banyak pihak. Para
anggota American Accounting Association
(AAA) menghendaki agar CAP menggunakan pendekatan deduktif dalam
memformulasikan prinsip akuntansi dan keinginan tersebut bertentangan dengan
pendekatan induktif yang mendominasi cara kerja CAP. Selama tahun 1938-1959 CAP
menerbitkan 51 Accounting Research
Bulletins (ARBs) namun CAP gagal menghasilkan satu kesatuan prinsip
akuntansi yang bersifat komprehensif atau berterima umum.
Pertengahan tahun 1950, keinginan agar pembangunan
prinsip-prinsip akuntansi semakin berkembang sampai diluar profesi akuntan.
Pada tahun 1957, AAA mengeluarkan pokok-pokok pikiran tentang konsep-konsep dan
definisi-definisi minimum yang dilandasi dengan pendekatan deduktif.
Pokok-pokok pikiran tersebut merupakan awal lahirnya pendekatan deduktif. CAP
sebagai regulator mengabaikan pendekatan tersebut karena memakan waktu yang
panjang. Selanjutnya lembaga tersebut menggunakan sebagian besar waktunya untuk
menyelesaikan kejadian-kejadian yang bersifat khusus dengan menentukan siklus
akuntansinya satu persatu. Cara kerja tersebut menunjukkan bahwa CAP kurang
mengembangkan teori yang bersifat umum yang dapat dijadikan dasar pengembangan
statemen-statemen akuntansi keuangan. Jadi, tahun 1957-1959 perkembangan standar
akuntansi di Amerika Serikat mengalami masa transisi. Banyak kritik-kritik
terhadap CAP dan akhirnya presiden AICPA meminta diberlakukannya pendekatan
baru dalam pengembangan statemen akuntansi.
Presiden AICPA yaitu Alvin Jenning pada tahun 1957 menyampaikan
pidato dalam suatu pertemuan anggota AICPA dan menyarankan agar mengadakan
reorganisasi ditubuh AICPA. Sasarannya adalah untuk segera dapat diwujudkan
prinsip-prinsip akuntansi. Dia menyarankan agar dilakukan riset untuk
mendapatkan pendekatan konseptual sebagai pengganti pendekatan kasual yang
dianut CAP selama 20 tahun. Mengadopsi pemikiran Jenning, AICPA membentuk Accounting Principles Board (APB) dan Accounting Research Division (ARD) serta
sekaligus menandai berakhirnya CAP.
3. Era Accounting Principle Board
Keberadaan APB dan ARD menunjukkan bahwa terdapat
pendekatan dua arah dalam pengembangan prinsip akuntansi. ARD memiliki otoritas
untuk menerbitkan hasil-hasil riset dan lebih mencurahkan perhatian pada
pengembangan statemen-statemen akuntansi tanpa harus mempertanggungjawabkan
kepada komite teknis AICPA. Hasil riset akan dipublikasikan dalam bentuk Accounting Research Studies (ARS)
lengkap dengan dokumen detail, keseluruhan aspek dari suatu masalah tertentu,
serta rekomendasi atau konklusi. Terdapat 15 ARS yang diterbitkan ARD, antara
lain:
1.
ARS No. 1, berjudul “The Basic Postulates of Accounting” yang disusun oleh Maurice
Moonitz dan dipublikasikan tahun 1961.
2.
ARS No. 2, berjudul “Cash Flow Analysis and the Funds Statement” yang disusun oleh Perry
Mason dan dipublikasikan tahun 1961. Studi ini memberikan dukungan terhadap
penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana.
3.
ARS No. 3, berjudul “A Tentative Set of Broad Accounting Principles for business
Enterprises” yang disusun oleh Sprause dan Moonitz dan dipublikasikan pada
bulan April 1962, dimana studi ini juga memperhitungkan perubahan-perubahan
tingkat harga umum dan khusus.
4.
ARS No. 4, berjudul “Reporting of Leases in Financial Statements” yang disusun oleh John
H. Myers dan dipublikasikan tahun 1962. Studi ini mengatur memberikan petunjuk
yang berhubungan dengan Pelaporan Sewa-Beli dalam Laporan Keuangan.
5.
ARS No. 5 yang berjudul “a Critical Study of Accounting for Business Combinations”, disusun
oleh Arthur B. Watt dan dipublikasikan tahun 1963. Studi ini mengatur dan
memberikan pandangan yang terkait dengan Studi Kritis Akuntansi Penggabungan
Usaha (Businees Combinations).
6.
ARS No. 6 yang berjudul “Reporting the Financial Effects of Price-Level Changes”, disusun
oleh staf dari Divisi Riset dan dipublikasikan tahun 1963. Studi ini mengatur
dan memberikan pandangan terkait dengan perubahan tingkat harga dalam
hubungannya dengan akuntansi inflasi dan bagaimana melaporkan dampak dari
perubahan tersebut.
7.
ARS No. 7 yang berjudul “Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business
Enterprise” yang dikemukakan oleh Paul Grady, dimana studi ini memberikan
pandangan terkait dengan prinsip-prinsip akuntansi keuangan dan mengangkat
kembali kepercayaan terhadap APB sebagai lembaga pengatur standar.
8.
ARS No. 8 yang
berjudul “Accounting for the Cost
of Pension Plans” yang dikemukakan oleh Ernesr L. Hicks dan dipublikasikan
tahun 1966, dimana studi ini mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan
akuntansi program pension oleh suatu entitas bisnis.
9.
ARS No. 9 berjudul “Interperiod
Allocation of Corporate Income Taxes” yang dikemukakan oleh Howard A. Black
dan dipublikasikan tahun 1966, dimana studi ini mengatur dan memberikan
petunjuk pelaksanaan alokasi pajak antar waktu dari pajak penghasilan suatu
entitas.
10.
ARS No. 10 berjudul “Accounting for Goodwill” yang dikemukakan oleh George R. Catlerr
dan Noman O. Olson dan dipublikasikan tahun 1968. Secara umum, studi ini
mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan akuntansi goodwill.
11.
ARS No. 11 berjudul “Financial Reporting in Extractive Industries” yang dikemukakan oleh
Robert R. Field dan dipublikasikan tahun 1968. Studi ini mengatur dan
memberikan petunjuk pelaksanaan pelaporan keuangan dalam industry ekstraktif
(penggalian).
12.
ARS No. 12 berjudul “Reporting Foreign Operations of US Companies in US Dollars”,
dikemukakan oleh Leonard Lorenso dan dipublikasikan tahun 1972. Studi ini
mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan pelaporan operasi-operasi suatu
entitas luar negeri Amerika dalam mata uang dolar Amerika Serikat.
13.
ARS No. 13 yang berjudul “The Accounting Basis of Inventories” dikemukakan oleh Horace G.
Barden dan dipublikasikan tahun 1973. Studi mengatur dan memberikan petunjuk
pelaksanaan dasar akuntansi persediaan.
14.
ARS No. 14 yang berjudul “Accounting for Research and Development Expenditures” dikemukakan
oleh Oscar S. Gellein dan Maurice S. Newman dan dipublikasikan tahun 1973.
Studi mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan akuntansi untuk biaya riset
dan pengembangan.
15.
ARS No. 15 yang berjudul “Stockholders’ Equity” dikemukakan oleh Beatrice Melcher dan
dipublikasikan tahun 1973. Studi ini mengatur dan memberikan petunjuk
pelaksanaan akuntansi modal (ekuitas).
APB yang memiliki anggota 18 sampai dengan 21 orang yang seluruhnya
merupakan anggota AICPA, dan merupakan wakil dari kantor akuntan, akademisi,
dan para pengusaha. Sebagai lembaga pengatur sstandar, APB diharapkan mampu
menyelesaikan dua pekerjaajn besar, yaitu:
a.
Menyusun dalil-dalil dasar akuntansi.
b.
Mampu menjelaskan secara komprehensif rangkaian
hubungan prinsip-prinsip akuntansi yang dilandasi oleh dalil-dalil tersebut.
Di eranya (tahun 1959-1973) APB menerbitkan opini-opini yang membahas
isu-isu kontrovensial. Pada era tersebut kontribusi American Accountants Association (AAA) juga tidak kalah pentingnya
dalam proses perumusan statemen-statemen akuntansi dibanding APB. Melalui
beberapa riset AAA berusaha mengembangkan statemen-statemen yang terintegrasi
dengan teori-teori dasar akuntansi.
Accounting Research Studies (ARS) No. 1 dan No. 3
APB pada awalnya mempublikasikan APB Statement No. 1 tentang diterimanya
ARS No. 1 dan ARS No. 3. Kedua ARS tersebut tidak diterima dikalangan profesi
akuntansi karena bertentangan dengan kredit pajak investasi sehingga APB
mendapat teguran yang serius dari induk organisasi, yaitu AICPA. AICPA menolak
kedua hasil studi tersebut dan penolakan ini dipandang sebagai upaya untuk
melemahkan pendekatan dua arah yang dipergunakan APB.
Accounting Research Studies (ARS) No. 7
ARS 7 yang dihasilkan oleh Paul Grady mengalami kesuksesan. Grady
melakukan kodifikasi statemen-statemen dengan pendekatan induktif dan
pandekatan deduktif karena menyesuaikan dengan statemen-statemen yang sudah ada
dan berusaha menyimpulkan prinsip-prinsip akuntansi dari pokok-pokok statemen
yang dapat diterima.
Untuk mempertanggungjawabkan tugas utamanya untuk menghasilkan
prinsip-prinsip akuntansi, komite khusus APB melakukan perumusan
prinsip-prinsip akuntansi dan dalam 5 tahun berhasil merumuskan sekumpulan
prinsip yaitu APB Statement No. 4 yang berjudul “Basic Concept and Accounting Principles Underlying Financial Statement
of Business Enterprises” pada tahun 1970. Dari tahun 1959-1973 APB
menerbitkan empat statemen dan serangkaian interpretasi akuntansi untuk
memperluas rekomendasi-rekomendasi yang berhubungan dengan masalah-masalah
akuntansi.
Statemen-statemen yang diterbitkan oleh APB, antara lain:
a.
APB Statement No. 1, yang berisi laporan tentang
fiterimanya ARS No. 1 dan No. 3.
b.
APB Statement No. 2, yang isinya tentang “Disclosure of Supplementary Financial
Information by Diversified Companies”, dimana statemen ini diterbitkan
bulan September 1967.
c.
APB Statement No. 3, berisi tentang “Financial Statement Related for General
Price-Level Changes” yang diterbitkan pada bulan Juni 1969.
d.
APB Statement No. 4, berisi tentang “Basic Concept and Accounting Principles
Underlying Financial Statement of Business Enterprises” yang diterbitkan
pada bulan Oktober 1970.
Kritik - kritik terhadap APB
Dalam melaksanakan mandate untuk menyusun prinsip-prinsip akuntansi yang
berterima umum, APB menuai banyak kritik. Upaya APB dalam menyusun
prinsip-prinsip akuntansi mengalami kegagalan didasarkan pada argument sebagai
berikut:
1.
Opini yang bersifat ad
hoc atau kontroversial, termasuk ARS No. 8, ARS No. 9, APB Opinion No. 2
dan No. 4 tentang kredit pajak investasi.
2.
Kegagalan dalam menyelesaikan masalah akuntansi untuk
penggabungan usaha dan goodwill.
Sebagai respon atas keseluruhan kritik yang diterima APB dari awal
proses, lembaga tersebut memprakarsai perubahan penting dan telah diangkat
kepermukaan. Namun apa yang menjadi prakarsa tidak bisa dilanjutkan APB tapi
dilanjutkan oleh lembaga pengatur standar penggantinya yaitu Financial Accounting Standar Board
(FASB).
4. Era Financial Accounting Standard Board (Periode
Kontemporer)
Menyadari
kebutuhan untuk reformasi APB, pemimpin dalam profesi akuntansi menunjuk
Kelompok Studi Pembentukan Prinsip Akuntansi, kelompok ini menentukan bahwa APB
harus dibubarkan dan struktur standar pengaturan baru diciptakan. Misi dari
FASB adalah untuk membangun dan meningkatkan standar akuntansi keuangan dan
pelaporan untuk bimbingan dan pendidikan masyarakat, termasuk emiten, auditor
dan pengguna informasi keuangan.
Setelah APB
digantikan oleh FSAB pada tahun 1978, FSAB mengeluarkan SFAC No 1 dengan judul,
Objectives of Financial Reporting by
Business Enterprises. FASB berbeda dengan dewan-dewan sebelumnya, karena
didukung oleh enam organisasi profesi, yaitu AAA, AICPA, Financial Analysts Federation, Financial Executive Institute, Institute
of Management Accountants, dan Securities Industry Association. Setelah
mengalami beberapa titik waktu (Juncture) dalam merumuskan prinsip-prinsip
akuntansi (Zeff 1984), FASB akhirnya berhasil membuat sebuah model rerangka
konseptual yang mapan disebut, Statement
of Financial Accounting Concepts. SFAC ini dianggap lengkap dan terdiri
dari 6 statements, yaitu SFAC No 1 (1978), SFAC No 2 (1980), SFAC No 3 (1980),
SFAC No 4 (1980), SFAC No 5 (1984), dan SFAC No 6 (1985). SFAC No 6
menggantikan SFAC no 3 dan mengamandemen SFAC no 2. Sedangkan draft SFAC 7
sampai saat ini belum pernah definitif.
Model rerangka konseptual FASB ini
mencakup empat komponen dasar, yaitu:
a.
Tujuan pelaporan keuangan yang dituangkan pada SFAC no
1 dan SFAC no 4
b.
Kriteria kualitas informasi yang dituangkan pada SFAC
no 2
c.
Elemen-elemen laporan keuangan yang dituangkan pada
SFAC no 6 (pengganti SFAC no 3)
d.
Pengukuran dan pengakuan yang dituangkan pada SFAC no.
5
Model ini dirancang dengan cukup luas
dan mencakup perusahaan bisnis dan nonbisnis. Rerangka ini merupakan dasar
teoritis bagi FASB dalam mengembangkan standar akuntansi keuangan (Statement of Financial Accounting Standard)
di Amerika Serikat. Standar-standar tersebut berkenaan dengan pengukuran
aktivitas ekonomi, penentuan waktu kapan pengukuran dan pencatatan harus
dilakukan, ketentuan pengungkapan mengenai aktivitas tersebut, penyiapan dan
penyajian ringkasan aktivitas ekonomi tersebut dalam bentuk laporan keuangan.
5. Era International Accounting Standards
Board
Globalisasi dunia
menuntut adanya standar akuntansi yang seragam. Namun untuk mencapai sebuah
keseragaman tidaklah mudah. Kondisi ini memerlukan adanya sebuah badan penyusun
standar internasional. Salah satunya adalah International
Accounting Standards Committee (IASC).
Kesepakatan untuk membentuk IASC terjadi pada tanggal 23 Juni 1973 di
Inggris yang diwakili oleh organisasi profesi akuntansi dari sembilan negara,
yaitu Australia, Kanada, Prancis, Jerman Barat, Jepang, Mexico, Belanda,
Inggris, dan Amerika Serikat. Badan-badan ini merupakan dewan IASC pada saat
itu, mereka merupakan bagian dari International
Federation of Accountans (IFAC) sebagai organisasi induk IASC. Dengan
tujuan menyelesaikan dan mendamaikan perbedaan akuntansi di setiap negara,
serta merintis adanya standar akuntansi yang kelak berlaku universal, IAS
diterbitkan sejak tahun 1974. Penerbitan tersebut satu tahun setelah
pembentukan IASC.
Tujuan
pembentukan IASC adalah memformulasi standar dan mendorong keberterimaan dan
ditaatinya IFRS secara luas di dunia ( to
formulate and publish in the public interests, basic standards to be observed
in the presentation of audited accounts and financial statements and to promote
their wordwide acceptance and observance). Sampai saat ini IASC beranggotakan
sekitar 150 organisasi atau badan penyusun standar akuntansi dari 113 negara,
dan telah berhasil merumuskan model teoritis yang juga mengadopsi meta teori
dengan menempatkan tujuan sebagai top level. Pada tahun 1999 setelah melakukan
proses review selama dua tahun, dewan IASC menyetujui rencana restrukturisasi.
Menurut ketentuan
restrukturisasi, dewan IASC akan menjadi sebuah entitas yang terpisah dari
induknya dan akan menjadi entitas non profit yang diatur oleh para wali. IASC
akan melakukan pendanaan terhadap IASB, yang pada gilirannya akan bertanggung
jawab untuk teknis agenda pengembangan dan persetujuan IFRS baru. IFRS saat ini
diterbitkan dan dikelola oleh IASB, sebuah dewan standar independen yang
berbasis di London. Pada bulan Maret 2001, IASC Foundation secara resmi
didirikan di negara bagian Delaware di Amerika Serikat yang bertindak sebagai
entitas induk IASB. Sejak 1 April 2001, IASB diasumsikan bertanggung jawab
kepada IASC dalam menjalankan tugasnya melakukan penyusunan standar akuntansi.
Sesuai dengan konstitusi IASC Foundation, dilakukan review secara berkelanjutan
yang selesai pada bulan Juni 2005 dan terjadi beberapa perubahan konstitusi
yang mengatur pengaturan operasional IASC Foundation.
Menetapkan
Peran dan Tujuan Baru
Pembentukan IASC
tahun 1973 dimaksudkan untuk mempromosikan harmonisasi standar dan prosedur
akuntansi ke seluruh dunia. IAS dikeluarkan oleh IASC untuk memenuhi tujuan
itu. IASC tidak memiliki kewenangan untuk mewajibkan masing-masing negara
atau entitas untuk mematuhi standar.
Pada tahap awal
berdirinya IASC tidak memiliki satu set standar akuntansi. Sebagian besar
negara-negara maju telah menetapkan sendiri standar akuntansi mereka.
Hanya beberapa negara saja yang tidak memiliki standar, yang kemudian
mengadopsi IAS selama periode tersebut. Selanjutnya diterbitkan tambahan dan
revisi dari IAS yang kemudian semakin banyak negara mulai berpartisipasi dalam
kegiatan IASC. IASC berstatus sebagai otoritas internasional yang tumbuh pesat.
Status itu lebih ditingkatkan setelah perkembangan yang signifikan sebagai
berikut:
a.
2002: Komisi Eropa melalui Peraturan Eropa 1606 pada
tanggal 19 Juli2002 mewajibkan entitas yang terdaftar di Uni Eropa untuk
mengadopsi IFRS mulai tahun 2005.
b.
2000: IASB dan dewan standar akuntansi di Amerika
Serikat yakni Financial Accounting Standard Board (FASB), mengumumkan
keinginannya untuk mencapai kesesuaian dalam standar pelaporankeuangan dan
mengkoordinasikan program kerja masa depan.
c.
2003: Australia, Hong Kong dan Selandia Baru
berkomitmen untuk mengadopsi IFRS.
d.
2005: Hampir 7.000 perusahaan yang terdaftar di 25
negara menerapkan IFRS.
e.
2006: IASB dan FASB menyepakati peta jalan untuk
konvergensi antaraIFRS dan General Accepted Accounting Principle (GAAP) di
AmerikaSerikat.
f.
2007: Brasil, Canada, Chili, India, Jepang dan Korea
Selatan menetapkan agenda untuk mengadopsi IFRS.
g.
2007: Securities and Exchange Commission (SEC) di AS
menghapus ketentuan rekonsiliasi untuk perusahaan non-US yang menerapkan IFRS,
dan berkonsultasi pada IFRS untuk perusahaan domestik.
Setelah IASC disatukan ke IASB dan IASC Foundation
tahun 2000 serta perubahan kondisi lebih lanjut di tahun 2002 sampai 2007.
Tujuan IASC Foundation disempurnakan sebagai berikut:
·
Untuk mengembangkn satu set standar berkualitas
tinggi yang dapat dipahami dan berlaku secara global demi kepentingan umum.
Pelaporan keuangan yang berkualitas terutama untuk membantu pelaku pasar modal
dunia dan pengguna lain dalam membuat keputusan ekonomi
·
Untuk mempromosikan penggunaan dan penerapan
standar yang ketat
·
Dalam memenuhi tujuannya yang berhubungan dengan
point (1) dan (2) diatas, IASC bertujuan untuk memperhitungkan sebagaimana
mestinya kebutuhan khusus entitas kecil dan menengah, serta entitas ekonomi
baru, dan
·
Untuk mewujudkan konvergensi atas standar
akuntansi nasional ke IAS dan IFRS yang lebih diarahkan pada solusi berkualitas
tinggi.
Struktur Aktual
IASB ditunjuk dan diawasi oleh kelompok wali (yaitu
IASC Foundation) yang memiliki latar belakang wilayah dan beragam profesi yang
bertanggungjawab untuk kepentingan publik. Hal ini juga didukung oleh dewan
penasehat eksternal (Standards Advisory
Council atau SAC) dan komite interpretasi (The International Financial Reporting Interpretation Committee atau IFRIC) yang bertugas memberikan
bimbingan jika terdapat perbedaan dalam praktek. IASC Foundation adalah
organisasi independen yang terdiri dari dua badan utama: para wali dan IASB.
Pemerintahan IASC Foundation sisa 22 wali. Tanggung jawab wali termasuk
menunjuk, para anggota dewan IASB dan menetapkan hubungannya dengan penasehat
dan dewan, serta penanggung jawab organisasi.
Struktur IASC Foundation memiliki dua badan. Standar Advisory Council (SAC)
menyediakan forum dan jalan bagi organisasi-organisasi atau individu yang
berkepentingan dengan pelaporan keuangan internasional
untuk berpartisipasi. Para peserta memiliki latar belakang geografis dan
fungsional yang beragam. Tujuan SAC adalah untuk memberikan nasehat kepada IASB
mengenai prioritas proyek penyusunan standar. Badan lainnya dalam struktur IASC
Foundation di International Fianancial
Reporting Interpretation Committee (IFRIC), yang merupakan badan interpretatif
IASB dengan anggota sebanyak 14 suara tidak termasuk ketua, semua ditunjuk oleh
wali. IFRIC menggantikan Standing
Interpretations Committee (SIC) pada tahun 2002. Peran IFRIC adalah untuk
mempersiapkan interpretasi IFRS untuk disetujui oleh IASB dan untuk memberikan
panduan yang terkini mengenai masalah laporan keuangan.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa akuntansi
merupakan instrumen yang penting untuk menjalankan bisnis. Akuntansi lahir di
Amerika Serikat dan kini akuntansi telah berkembang dan digunakan oleh
Negara-negara di seluruh dunia. Pada tahun 1886 dibentuk sebuah
organisasi bernama American Association
of Public Accountants (AAPA). Pada tahun 1916 dibentuk American Institute of Accountants (AIA). Kemudian AAPA namanya
diubah menjadi American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA) pada tahun 1957. AICPA ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan perkumpulan negara bagian
namun untuk melengkapinya dan mengusahakan
agar lebih terdapat keseragaman dan standarisasi dalam kualifikasi dan ketentuan keanggotaan. Sementara itu, American Society of Certified
Public Accountants dibentuk pada tahun 1921. Pada tahun 1930, AICPA memulai
kerjasama dengan New York Stock Exchange
(NYSE) untuk mengembangkan prinsip akuntansi yang diikuti oleh semua perusahaan
yang terdaftar dalam pertukaran. SEC dibentuk tahun 1934, bertugas untuk
melaksanakan pengaturan investasi. AICPA pada tahun 1933 membentuk
komite yang secara khusus membahas prinsip-prinsip akuntansi yaitu Special Committee on Development of
Accounting Principles (SCDAP), namun komite tersebut gagal dalam mengemban
tugasnya dan diganti oleh Committee on
Accounting Procedures (CAP) pada tahun 1936. CAP memiliki tujuan untuk
mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang bersifat komprehensif sehingga
dapat digunakan sebagai pedoman umum dalam memecahkan masalah praktek
akuntansi. Tahun 1957-1959 perkembangan standar akuntansi di Amerika Serikat
mengalami masa transisi. Banyak kritik-kritik terhadap CAP. Presiden AICPA
yaitu Alvin Jenning menyampaikan pidato dalam suatu pertemuan anggota AICPA dan
menyarankan agar mengadakan reorganisasi ditubuh AICPA. Mengadopsi pemikiran
Jenning, AICPA membentuk Accounting
Principles Board (APB) dan Accounting
Research Division (ARD) serta sekaligus menandai berakhirnya CAP. Pada awal berdirinya APB dikarakteristikkan dengan kegagalan. Hasil
karya APB yang terkenal adalah ARS nomor 7 dan yang paling terkenal adalah APB
Statement no 4 yang diterbitkan tahun 1970. APB kemudian
digantikan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB) sampai sekarang
ini. Globalisasi dunia menuntut adanya standar akuntansi yang seragam.
Kondisi ini memerlukan adanya sebuah badan penyusun standar internasional,
yaitu International Accounting Standards
Committee (IASC) bertujuan menyelesaikan dan mendamaikan perbedaan akuntansi
di setiap negara, serta merintis adanya standar akuntansi yang kelak berlaku
universal.
DAFTAR RUJUKAN
Astika, I. B. Putra. 2010. Konsep-konsep Dasar Akuntansi
Keuangan. Denpasar: Udayana University Press.
http://www.scribd.com/doc/52077706/DEVELOPMENT-OF-THE-INSTITUTIONAL-STRUCTURE-OF-FINANCIAL-ACCOUNTING
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/akuntansi-di-amerika-serikat/
http://theearthdew.wordpress.com/2012/05/27/accounting-theory-development-of-the-institutional-structure-of-financial-accounting/
Label: Teori Akuntansi