Rabu, 31 Oktober 2012
BERBAGAI TIPE STRATEGI DALAM SUATU
PERUSAHAAN
1.
Tipe
Strategi
Strategi alternatif ada 12
seperti pada tabel berikut, banyak perusahaan yang menjalankan kombinasi dua
atu lebih strategi secara bersama-sama, tetapi strategi kombinasi dapat
berisiko jika dijalankan terlalu jauh. Tidak ada organisasi yang mampu
menjalankan semua strategi yang dapat menguntungkan perusahaan. Organisasi,
seperti individu, memiliki sumber daya yang terbatas. Organisasi dan individu
harus memilih diantara beberapa alternatif strategi.
Definisi dan
contoh Strategi Alternatif
|
||
Strategi
|
Definisi
|
Contoh di
Tahun 2003
|
Integrasi kedepan
|
Mencari
kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor atau pengecer
|
Pembuat
boneka dan penjual barang melalui pos, Pleasant Co., baru saja membuat gerai
ritel di
Manhattan
|
Integrasi kebelakang
|
Mencari
kepemilikan atau
meningkatkan
kontrol atas pemasok perusahaan
|
Mcdonald’s
mengakuisisi
produsen gelas kertas
|
Integrasi horizontal
|
Mencari
kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pesaing
|
Callaway
golf mengakuisisi
top-flite Golf Company
|
Penetrasi Pasar
|
Meningkatkan
pangsa pasar untuk
produk/jasa
saat ini di pasar melalui upaya pemasaran yang lebih besar
|
SABMiller
Plc menghabiskan $500 juta tahun 2003 untuk
memasarkan
bir merek Miller
|
Pengembangan
Pasar
|
Memperkenalkan
produk/jasa saat
ini ke area geografis yang baru
|
Maskapai
penerbangan JetBlue menambahkan puluhan rute baru
|
Pengembangan
Produk
|
Meningkatkan
penjualan memlalui
perbaikan
produk/jasa saat ini atau
mengembangkan produk/jasa baru
|
GM
mengembangkan mobil bertenaga Hidrogen atau Pfizer mengembangkan pil anti
merokok baru
|
Diversifikasi
Konsentrik
|
Menambahkan
produk/jasa baru
yang
masih berkaitan dengan
produk/jasa lama
|
Microsoft
meluncurkan PC
pertamanya
yang juga
berfungsi
sebagai sarana
hiburan
|
Diversifikasi
Konglomerat
|
Menambahkan
produk/jasa baru
yang
tidak berkaitan dengan
produk/jasa lama
|
Penyewaan
video Blockbuster mungkin akan mengakuisisi perusahaan pemasar langsung DVD dan
musik, Columbia House
|
Diversifikasi
Horizontal
|
Menambahkan
produk/jasa baru,
yang
tidak berkaitan, kepada
pelanggn saat ini
|
Viacom
mengakuisisi Comedy Central, saluran TV Cabel komedi yang dikenal dengan the
man show dan the daily show
dari AOL
|
Retrenchment
|
Mengelompokkan
ulang melalui
pengurangan
biaya dan aset terhadap penurunan penjualan dan laba
|
America
West airlanes menutup hu-nya di Columbus, Ohio, dan
memecat
390 orang karyawannya
|
Divestasi
|
Menjual
satu divisi atau bagian
perusahaan
|
ConocoPhilips
menjual jaringan gerai circle K-nya kepad perusahaan kanada, alimentation
Couche-Tard
|
Likuidasi
|
Menjual
seluruh aset perusahaan,
sepotong-sepotong
untuk nilai
riilnya
|
Sprint
melikuidasi divisi Web-hosting-nya
|
2.
Strategi
Integrasi
Integrasi ke depan,
integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal kadang-kadang bersama-sama
disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan
sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, dan atau
pesaing.
a.
Integrasi ke depan
Integrasi ke depan
melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau
pengecer. Saat ini semakin banyak produsen (pemasok) yang menjalankan strategi
integrasi ke depan dengan membuat situs web untuk menjual produk secara langsung
kepada konsumen. Strategi ini menyebabkan kekacauan di beberapa industri.
Sebagai contoh, Dell Computer mulai menjalankan integrasi ke depan di tahun
2003 dengan membuat toko-di-dalam-toko di Sears. Strategi ini melengkapi kios
di mal milik Dell yang memungkinkan pelanggan untuk melihat dan mencoba
computer Dell sebelum mereka membeli. Tidak satu pun dari kios di mal dan
toko-di-dalam-toko milik Dell yang menyimpan persediaan komputer. Pelanggan
akan tetap memesan Dell secara eksklusif melalui telepon atau internet yang
merupakan secara historis membedakan Dell dengan perusahaan komputer lain.
Cara efektif
mengimplementasikan integrasi ke depan adalah waralaba (franchising). Sekitar 2000 perusahaan di kira-kira 50 industri yang
berbeda di AS menggunakan waralaba untuk mendistribusikan produk dan jasa
mereka. Bisnis dapat berekspansi secara cepat dengan waralaba karena biaya dan
peluang tersebar di banyak individu. Berikut panduan kapan integrasi ke depan
bisa menjadi strategi yang efektif:
-
Ketika distributor perusahaan saat ini sangat mahal,
atau tidak dapat diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.
-
Ketika ketersediaan distributor yang berkualitas sangat
terbatas sehingga memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan yang
berintegrasi ke depan.
-
Ketika sebuah organisasi bersaing dalam industri yang
bertumbuh dan diharapkan akan terus bertumbuh secara pesat, hal tersebut
merupakan faktor pencetus karena integrasi ke depan menurunkan kemampuan
organisasi untuk berdiversifikasi jika industri dasarnya tidak stabil.
-
Ketika suatu organisasi memiliki sumber daya modal dan
manusia yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis baru dalam mendistribusikan
produknya sendiri.
-
Ketika keuntungan dari produksi yang stabil sangat
tinggi.
-
Ketika distributor atau pengecer saat ini memiliki
margin laba yang tinggi
b.
Integrasi ke Belakang
Integrasi ke
belakang adalah strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol
atas pemasok perusahaan. Strategi ini sangat cocok ketika pemasok perusahaan
saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi
kebutuhan perusahaan. Berikut ini panduan kapan integrasi ke belakang bisa
dijadikan strategi yang efektif:
-
Ketika pemasok perusahaan saat ini sangat mahal, atau
tidak dapat diandalkan atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.
-
Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak.
-
Ketika suatu organisasi bersaing dalam industri yang
tumbuh dengan cepat.
-
Ketika suatu organisasi memiliki sumber daya manusia
dan modal untuk mengelola bisnis baru yang memasok bahan bakunya sendiri.
-
Ketika manfaat dari kestabilan harga sangat penting.
-
Ketika pemasok saat ini memiliki margin laba yang
tinggi, ini mengisyaratkan bahwa bisnis memasok produk atau jasa pada industri
tersebut merupakan usaha yang menjanjikan.
-
Ketika suatu organisasi perlu membeli sumber daya yang
dibutuhkan dengan cepat
c.
Integrasi Horizontal
Integrasi
horizontal mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau meningkatkan
kontrol atas pesaing perusahaan. Salah satu tren yang paling signifikan dalam
manajemen strategis saat ini adalah meningkatnya penggunaan integrasi
horizontal sebagai strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi, dan pengambilalihan
antar pesaing memungkinkan meningkatnya skala ekonomi dan mendorong transfer
sumber saya daya dan kompetensi. Berikut panduan kapan integrasi horizontal
bisa menjadi strategi yang efektif:
-
Ketika perusahaan bisa mendapatkan karakteristik
monopolistik dalam area atau daerah tertentu tanpa ditentang oleh pemerintah
atas upaya besar-besaran untuk mengurangi persaingan.
-
Ketika perusahaan bersaing dalam industri yang
berkembang.
-
Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan
kompetitif yang besar.
-
Ketika perusahaan memiliki talenta manusia dan modal
yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi yang berkembang dengan sukses.
-
Ketika pesaing kebingungan karena kurangnya keahlian
atau memiliki kebutuhan atas sumber daya tertentu yang dimiliki oleh perusahaan.
3.
Strategi
Intensif
Kelompok
strategi ini disebut sebagai strategi intensif karena
mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi
kompetitif perusahaan dengan produk yang ada. Kelompok strategi ini meliputi
tiga strategi, yaitu:
a.
Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategy)
Strategi
ini dijalankan untuk meningkatkan market share dari produk yang ada
saat ini pada pasar yang ada saat ini
melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi
penetrasi pasar paling sering digunakan dan
dikombinasikan dengan strategi lain. Cara melaksanakan
strategi penetrasi pasar dengan mengkombinasikan pemasaran promosi dan
harga, yaitu melalui antara lain menaikkan
jumlah tenaga penjualan, meningkatkan anggaran iklan,
menawarkan secara gencar berbagai item promosi penjualan,
atau bahkan meningkatkan aktivitas publisitas. Efektifitas
strategi penetrasi pasar tergantung pada beberapa faktor, antara
lain:
-
Pasar belum jenuh.
-
Tingkat pemakaian pelanggan saat ini dapat ditingkatkan
secara signifikan.
-
Market share
pesaing turun, tetapi penjualan industri naik.
-
Kenaikan skala ekonomi berdampak pada keunggulan
kompetitif.
-
Ada korelasi positif signifikan
antara kenaikan penjualan dengan kenaikan biaya
pemasaran.
Contoh strategi penetrasi pasar (Market
Penetration Strategy) :
-
HM Sampoerna melakukan aktivitas pemasaran dan promosi
yang intensif dan besar-besaran untuk produk rokok merk A- Mild Sampoerna.
-
Coca-Cola menerapkan strategi
penetrasi pasar untuk meningkatkan pangsa pasar
dengan melakukan upaya pemasaran yang lebih
besar. Untuk mendukung strategi tersebut,
Coca-Cola berusaha menciptakan suatu tren dan
membuat iklan yang unik dan kreatif. Sebagai
contoh nyatanya, Cola-Cola meluncurkan iklan ”Coca-Cola
Brrrrrrr…”. Dilihat dari iklan ini, Coca-Cola ingin menciptakan suatu image bahwa dengan minum Coca-Cola bisa
membuat konsumen menjadi lebih bersemangat.
b.
Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy)
Memperkenalkan
produk yang ada saat ini pada pasar
baru (new market).
Strategi pengembangan pasar ke new market
ini dijalankan dengan memperluas area geografi baru, menambah
segmen baru, mengubah dari bukan pemakai
menjadi pemakai, menarik pelanggannya pesaing.
Beberapa pedoman yang akan membuat strategi
pengembangan pasar efektif:
-
Saluran distribusi baru lebih andal, murah, berkualitas
bagus.
-
Pasar belum jenuh.
-
Ada kelebihan kapasitas produksi.
-
Industri dasar menjadi global secara cepat.
Contoh pengembangan pasar (Market
Development Strategy) :
-
PT. Carrefour Indonesia membuka
berbagai gerai ritel barunya di berbagai
kota besar di Indonesia. Saat ini Carrefour telah
memiliki 30 toko di Indonesia.
-
PT. Garuda Indonesia membuka
berbagai rute penerbangan baru baik domestik maupun
mancanegara antara lain rute Jakarta-Tanjung Karang,
Jakarta-Malang dan Jakarta-Kendari serta Yogyakarta -
Singapore dan Denpasar-Hong Kong.
c.
Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy)
Merupakan strategi yang
dijalankan untuk menaikkan penjualan dengan
memperbaiki atau memodifikasi produk yang ada
saat ini. Menjalankan strategi ini berarti
melibatkan pengeluaran biaya penelitian dan
pengembangan yang besar. Pedoman yang harus
dijalankan agar strategi pengembangan produk efektif adalah:
-
Produk berada pada tahap kedewasaan dari daur hidup
produk.
-
Industri dicirikan oleh pengembangan teknologi yang
cepat.
-
Pesaing menawarkan kualitas produk yang lebih baik pada
harga yang bersaing.
-
Persaingan yang tajam dalam industri yang sedang tumbuh
pesat.
-
Kemampuan yang kuat dibidang penelitian dan
pengembangan.
Contoh pengembangan produk (Product
Development Strategy) :
-
PT. Unilever Indonesia
mengembangkan produk Pepsodent dengan beberapa varian.
-
PT. TELKOM telah melakukan
pengembangan pelayanan, dari jasa PSTN menuju
hingga jasa Narrowband ISDN dan Intelligent
Networks.
4.
Strategi
Diversifikasi
Ada tiga tipe umum dari
strategi diversifikasi, yaitu konsentrik (terfokus), horizontal, dan
konglomerat.
a. Diversifikasi
Konsentrik
Menambah produk atau jasa baru, tetapi berhubungan,
secara umum disebut diversifikasi konsentrik atau terfokus. Dell computer
menjalankan diversifikasi konsentrik dengan memproduksi dan memasarkan
elektronik untukkonsumen seperti televise layar datar dan MP3 player. Juga,
Dell baru-baru ini membuka took untuk mengunduh music secara online. Ini adalah
contoh strategi diversifikasi konsentrik untuk Dell, karena perusahaan melihat
bisnis PC menjadi lebih terikat dengan bisnis hiburan karena keduanya menjadi
lebih digital. Berikut adalah panduan kapan diversifikasi konsentrik bisa
menjadi bisnis efektif:
-
Ketika suatu organisasi bersaing dalam industri yang
tidak tumbuh atau tumbuh lambat.
-
Ketika penambahan produk yang baru, tetapi berkaitan,
akan secara signifikan mendorong penjualan produk saat ini.
-
Ketika produk yang baru, tetapi berkaitan, dapat
ditawarkan pada harga yang sangat kompetitif.
-
Ketika produk baru, tetapi berkaitan, memiliki tingkat
penjualan musiman yang menyeimbangkan puncak dan lembah penjualan yang dimiliki
organisasi saat ini.
-
Ketika produk perusahaan saat ini berada pada tahap
penurunan dari siklus hidup produk.
-
Ketika perusahaan memiliki tim manajemen yang kuat.
b.
Diversifikasi Horizontal
Menambahkan produk atau jasa baru, yang tidak
berkaitan, untuk pelanggan saat ini disebut diversifikasi horizontal. Strategi
ini tidak seberesiko diversifikasi konglomerat karena perusahaan seharusnya
sudah lebih dikenal dengan pelanggan saat ini. Berikut strategi kapan
diversifikasi horizontal bisa menjadi strategi yang efektif:
-
Ketika pendapatan yang dihasilkan dari produk atau jasa
perusahaan saat ini akan meningkat secara signifikan dengan penambahan produk
yang tidak berkaitan.
-
Ketika suatu organisasi bersaing dalam industry yang
sangat kompetitif dan atau tidak tumbuh, seperti diindikasikan oleh hasil dan
margin laba industri yang rendah.
-
Ketika jalur distribusi organisasi saat ini dapat
digunakan untuk memasarkan prosuk baru ke pelanggan saat ini.
-
Ketika produk baru memiliki pola penjualan dengan
produk perusahaan saat ini
c.
Diversifikasi Konglomerat
Menambah produk atau jasa baru, yang tidak berkaitan,
disebut diversifikasi konglomerat. Berikut enam panduan kapan diversifikasi
konglomerat bisa menjadi strategi efektif:
-
Ketika industri dasar perusahaan mengalami penurunan
penjualan dan laba.
-
Ketika perusahaan memiliki modal dan talenta manajerial
yang dibutuhkan untuk bersaing di industri baru.
-
Ketika perusahaan memiliki peluang untuk membeli bisnis
yang tidak berkaitan yang merupakan peluang investasi yang menarik.
-
Ketika ada sinergi keuangan antara perusahaan pembeli
dan yang dibeli.
-
Ketika pasar produk perusahaan saat ini sudah jenuh.
-
Ketika tuduhan tindakan monopoli dapat dikenakan
terhadap perusahaan yang secara historis berfokus pada satu industri
General Elektrik (GE) merupakan perusahaan terbaik
yang didiversifikasi secara ketat, GE membuat lokomotif, bola lampu,
pabrik-pabrik daya, dan kulkas, GE Mengelola lebih banyak kartu kredit daripada
American Express, GE memiliki pesawat yang lebih komersil dibanding American
Airlines.
5.
Strategi
Defensif
a. Retrechment
Retrechement terjadi jika suatu
organisasi mengelompokkan ulang melalui pengurangan kas dan biaya untuk
membalikkan penjualan dan laba yang menurun. Retrechment didesain untuk memperkuat kompetensi dasar organisasi
yang unik. Selama retrenchment, penyusunan strategi bekerja dengan sumber daya
yang terbatas dan menghadapi tekanan dari pemegang saham, karyawan, media. Retrenchment dapat melibatkan penjualan
tanah dan gedung untuk meningkatkan kas, memotong lini produk, menutup bisnis
yang labanya sangat tipis, menutup pabrik yang tua dan kuno, mengotomatisasi
proses, mengurangi jumlah karyawan, dan menetapkan system kontrol pengeluaran.
Berikut panduan kapan retrenchment
bisa menjadi strategi yang efektif:
-
Ketika perusahaan memiliki kompetensi yang uni tetapi
gagal untuk mencapai tujuannya secara konsisten dari waktu ke waktu.
-
Ketika perusahaan adalah salah satu dari pesaing yang
paling lemah di industry.
-
Ketika perusahaan terbebani oleh ketidakefisienan,
profitabilitas yang rendah, moral karyawan yang rendah, dan tekanan dari
pemegang saham untuk memperbaiki kinerja.
-
Ketika perusahaan gagal untuk memanfaatkan peluang
ekternal, meminimalkan ancaman ekternal, mengambil keuntungan dari kekuatan
internal, dan mengatasi kelemahan internal sepanjang waktu.
-
Ketika perusahaan telah berkembang sedemikian besar
dalam waktu cepat sehingga diperlukan reorganisasi internal besar-besaran
b.
Divestasi
Menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi disebut divestasi.
Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi retrenchment untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang tidak
menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal atau yang tidak cocok
dengan aktivitas perusahaan lainnya.
Berikut panduan kapan strategi divestasi bisa menjadi strategi yang
efektif:
-
Ketika perusahaan telah melakukan retrechement dan
gagal untuk mencapai perbaikan yang diharapkan.
-
Ketika sebuh divisi tidak cocok dengan keseluruhan
organisasi.
-
Ketika tindakan antimonopoli pemerintah mengancam
perusahaan
c.
Likuidasi
Menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah atau
sepotong-sepotong untuk nilai rill disebut likuidasi. Likuidasi adalah
pengakuan atas kekalahan, konsekuensinya dapat menjadi strategi yang sulit
secara emosional.
Berikut ini panduan kapan divestasi bisa menjadi strategi efektif:
-
Ketika perusahaan menjalankan strategi retrechment dan
divestasi, dan tidak satu pun yang berhasil.
-
Ketika alternatif bagi perusahan hanyalah kebangkrutan.
-
Ketika pemegang saham perusahaan dapat meminimalkan
kerugian dengan menjual aset-aset perusahaan
6.
Aliansi
Strategik, Merger, Konsorsium
Aliansi Strategi
Definisi aliansi strategis adalah suatu bentuk kerjasama antar perusahaan
dimana sumber daya, kemampuan dan core competencies digabungkan demi
kepentingan bersama. Aliansi strategis dapat dibentuk dengan berbagai cara,
tergantung tujuannya. Pada zaman sekarang ini, melalui aliansi strategis
perusahaan dapat memperoleh competitive advantage melalui akses kepada
sumber daya, pasar, teknologi, modal dan SDM dari partner. Perusahaan yang
bekerjasama dengan pihak lain dapat memperoleh tambahan sumber daya dan
kemampuan, sehingga kedepannya dapat tumbuh dan ekspansi secara lebih cepat dan
efisien. Umumya perusahaan yang fast-growing sangat mengandalkan aliansi
untuk memperluas sumber daya teknikal dan operasional. Dengan proses tersebut,
dapat menghemat waktu dan produktivitas karena tidak perlu mengembangkan
sendiri dari awal. Sementara mereka dapat berkonsentrasi kepada inovasi dan
bisnis utamanya. Umumnya bisnis membentuk aliansi untuk alasan seperti ekspansi
geografis, penghematan biaya, pabrik, dan supply-chain synergy.
Aliansi strategis pada umumnya terjadi pada rentang waktu tertentu,
selain itu pihak yang melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun
memiliki kesamaan produk atau layanan yang ditujukan untuk target yang sama.
Dengan melakukan aliansi, maka pihak-pihak yang terkait haruslah menghasilkan
sesuatu yang lebih baik melalui sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi dapat
memberikan peran dalam aliansi strategis dengan sumberdaya seperti produk, saluran
distribusi, kapabilitas manufaktur, pendanaan proyek, pengetahuan, keahlian
ataupun kekayaan intelektual. Dengan aliansi maka terjadi kooperasi atau
kolaborasi dengan tujuan muncul sinergi. Dengan aliansi, perusahaan dapat
saling berbagi kemampuan transfer teknologi, risiko, dan pendanaan.
Penggunaan Aliansi Strategis
Aliansi
strategis pada umumnya digunakan perusahaan untuk:
o
Mengurangi biaya melalui skala ekonomi atau
pengingkatan pengetahuan
o
Meningkatkan akses pada teknologi baru
o
Melakukan perbaikan posisi terhadap pesaing
memasuki pasar baru
o
Mengurangi waktu siklus produk
o
Memperbaiki usaha-usaha riset dan pengembangan
o
Memperbaiki kualitas
Ada empat tipe aliansi strategi, yaitu joint venture, equity strategic
alliance, non-equity strategic alliance, dan global strategic alliances.
a.
Joint venture adalah aliansi strategis dimana
dua atau lebih perusahaan menciptakan perusahaan yang independen dan legal
untuk saling berbagi sumber daya dan kapabilitas untuk mengembangkan keunggulan
bersaing.
b.
Equity strategic alliance adalah aliansi
strategis dimana dua atau lebih perusahaan memiliki persentase kepemilikan yang
dapat berbeda dalam perusahaan yang dibentuk bersama namun mengkombinasikan
semua sumber daya dan kapabilitas untuk mengembangkan keunggulan bersaing.
c.
Nonequity strategic alliance adalah aliansi
strategis dimana dua atau lebih perusahaan memiliki hubungan kontraktual untuk
menggunakan sebagian sumber daya dan kapabilitas unik untuk mengembangkan
keunggulan bersaing.
d.
Global strategic alliances adalah kerjasama
secara partnerships antara dua atau lebih perusahaan lintas negara dan
lintas industri. Terkadang aliansi ini dibentuk antara korporasi (atau beberapa
korporasi) dengan pemerintah asing.
Strategi Aliansi Tingkat Bisnis
a.
Aliansi Komplementer. Dirancang untuk mengambil
keunggulan dari peluang-peluang pasar dengan mengkombinasikan aktiva-aktiva
dari perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra dengan cara-cara yang saling
melengkapi untuk menciptakan nilai baru.
b.
Strategi Pengurangan Persaingan. Dalam banyaknya
persaingan, banyak perusahaan berusaha untuk menghindar dari persaingan yang
merusak atau berlebihan. Salah satunya adalah dengan kolusi implisit atau
toleransi mutual.
c.
Strategi Tanggapan Persaingan. Perusahaan
menggabungkan kekuatan untuk merespon tindakan stratejik pesaing lain.
d.
Strategi Pengurangan Ketidakpastian. Aliansi
strategis juga digunakan untuk mempertahankan diri dari risiko dan
ketidakpastian khususnya dalam pasar-pasar siklus cepat.
Strategi Aliansi Tingkat Perusahaan
Dirancang untuk
memfasilitasi diversifikasi pasar dan/atau produk.
a.
Aliansi Strategis Diversifikasi. Memungkinkan
suatu perusahaan untuk memperluas ke produk atau wilayah pasar baru tanpa
melakukan merger atau akuisisi.
b.
Aliansi Strategis Sinergistik. Menciptakan ruang
lingkup ekonomi bersama antara dua atau lebih perusahaan.
c.
Waralaba. Merupakan salah satu alternatif dalam
diversifikasi yang merupakan strategi kerja sama berdasarkan relasi
kontraktual.
Strategi Aliansi Internasional
Alasan
menggunakan aliansi internasional :
a.
Perusahaan multinasional memiliki kinerja yang lebih
baik daripada perusahaan yang hanya beroperasi secara domestik saja
b.
Peluang-peluang untuk tumbuh melalui akuisisi atau
aliansi terbatas dalam negara asal perusahaan tersebut
c.
Kebijakan pemerintah
d.
Membantu sebuah perusahaan yang mentransformasi dirinya
sendiri dalam kondisi-kondisi lingkungan yang berubah dengan cepat
Strategi
Aliansi Jaringan Kerja
Jenis strategi
jaringan kerja antara lain:
a.
Jaringan Aliansi Stabil. Memiliki siklus pasar
dan permintaan yang mudah diprediksi.
b.
Jaringan Aliansi Dinamis. Basis dalam penggunaan
strategi jaringan dalam industri dimana inovasi teknologi cepat diperkenalkan
secara berkala.
c.
Jaringan Aliansi Internal. Dibentuk dalam sebuah
perusahaan yang memfasilitasi koordinasi produk dan keragaman global.
Merger dan Akuisisi
Merger adalah dua organisasi atau perusahaan yang besarnya setara bersatu
membentuk satu perusahaan. Sedangkan akuisisi adalah satu perusahaan besar
membeli atau memperoleh perusahaan yang yang lebih kecil, atau bisa juga
sebaliknya. Jika merger atau akuisisi
tidak dikehendaki oleh salah satu pihak, maka ini disebut dengan
pengambilalihan, take over, hostile take over. Hostile take over dapat
memancing terjadinya LBO (Leverage Buy Out), yaitu pembelian kepemilikan
perusahaan oleh manajemen perusahaan atau investor swasta lainnya dengan
mempergunakan dana yang diperoleh dari hutang.
Selain karena alasan menghindari hostile take over, LBO adalah inisiatif
manajemen senior yang memutuskan suatu divisi yang tidak cocok dengan strategi
perusahaan secara keseluruhan atau dijual untuk memperoleh dana segar atau
menerima tawaran harga yang menarik. LBO hanya terjadi pada perusahaan swasta.
Sebaliknya jika akuisisi dikehendaki oleh kedua belah pihak diistilahkan
dengan friendly merger. Contoh ketika
Nike mengakuisisi Converse, ada banyak kekuatan yang
memicu penyatuan antara sesama pesaing di seluruh dunia, antara lain
deregulasi, perubahan teknologi, ketidakmampuan menaikkan profit melalui
peningkatan harga, tekanan pasar saham, dan kepentingan untuk meraih skala
ekonomi.
Ada beberapa alasan atas merger
dan akuisisi:
·
Untuk memperbaiki pemanfaatan kapasitas
·
Untuk membuat lebih baik armada jual yang ada
·
Untuk mengurangi staf manajerial
·
Untuk mencapai skala ekonomis
·
Untuk menyeimbangkan penjualan yang siklikal
·
Untuk memperoleh akses ke pemasok, distributor,
pelanggan, produk, dan kreditor
·
Untuk memperoleh teknologi baru
·
Untuk menurunkan kewajiban atas pajak
Sedangkan faktor yang mendorong
merger dan akuisisi adalah:
·
Menaikkan market share
·
Efisiensi
·
Globalisasi
·
Kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi yang
lebih besar
·
Mengurangi regulasi dan antimonopoly
·
Perkembangan internet
·
E-commerce
Konsorsium
Konsorsium adalah pembiayaan bersama suatu proyek atau perusahaan yang
dilakukan oleh dua atau lebih bank atau lembaga keuangan. Konsorsium juga
berarti hubungan besar yang saling terkait antara perusahaan-perusahaan dalam
suatu industri.
Jenis-jenis
konsorsium antara lain:
·
Gabungan beberapa pengusaha/industriawan yang
mengadakan suatu usaha (proyek) bersama.
·
Kumpulan pedagang dan industriawan.
·
Pembiayaan bersama suatu proyek oleh beberapa
bank atau lembaga keuangan.
·
Gabungan berbagai organisasi (sosial, kepemudaan)
untuk mengadakan aktivitas/gerakan bersama (biasanya secara tetap), namun
masing-masing tetap berdiri sendiri-sendiri.
·
Himpunan para pakar/sarjana dari disiplin
ilmu/bidang yang sama untuk mengurus kepentingan bersama.
7. Contoh Aplikasi
Beberapa Contoh Aliansi Strategis
Perusahaan yang telah melakukan aliansi antara lain Nokia dan Microsoft
bekerja cepat setelah secara resmi mengumumkan aliansi strategis untuk
mengembangkan smartphone berbasis Windows Phone,
Aliansi Strategis KSEI dan CDP/Depositori Sentral Singapura, GE/SNECMA; Fuji
Xerox Co., Ltd.; AIZA-Cibe Geigy; NUMMI; Dell dan EMC; Aliansi Dexa Medica
dengan GlaxoSmithKline dan dengan Alpharma dan Indofarma; PT Kalbe Farma Tbk
dengan PT Enseval dan PT Dankos Laboratories Tbk,; Mitsubishi dengan Daimler
Crysler; Renault dan Nissan.
Penerapan Aliansi Strategi di Indonesia, contohnya yang telah dilakukan
Bank Muamalat. Bank Muamalat melakukan aliansi strategis dengan seluruh
jaraingan kantor pos di Indonesia ketika meluncurkan dan menjual produk Shar-E.
Dengan berbagai kemudahan dan jaringan yang luas sampai ke tingkat kelurahan,
maka aliansi strategis dengan kantor pos menjadi solusi ampuh dalam
meningkatkan pasar perbankan syariah di Indonesia.
Memang, Shar-E Card ditujukan untuk menjadi brand yang
dapat digunakan oleh mitra aliansi Bank Muamalat. Baik mitra yang berupa bank
maupun lembaga keuangan lainnya. Misalnya Shar-E Pegadaian, multi finance,
maupun bank-bank konvensional yang ingin mengelola dana nasabahnya secara
syariah tanpa harus membuka unit syariah, melainkan cukup dengan beraliansi
dengan Bank Muamalat. Selain itu, dengan berbagai kemudahan dan jaringan yang
luas, karena bekerjasama dengan kantor pos di seluruh daerah di Indonesia, maka
produk Shar-E akan bisa meningkatkan loyalitas nasabah Bank Muamalat.
Agar loyalitas nasabahnya terus meningkat dan sustainable, Bank
Muamalat juga berusaha untuk selalu memberikan berbagai kemudahan. Misalnya
dengan memberikan kemudahan kepada pemegang kartu Shar-E sehingga dapat
mengaktivasi nomor rekening pada kartu tersebut dan memiliki nomor rekening di
Bank Muamalat. Dengan kemudahaan tersebut, pengguna Shar-E juga dapat mengakses
seluruh Debit BCA dan memperoleh akses penarikan tunai secara halal dan free
of charge pada seluruh ATM BCA dan ATM Bersama.
Hal ini sangat cerdas dilakukan Bank Muamalat mengingat tanpa perlu
mengeluarkan investasi yang besar untuk membuka cabang-cabang yang banyak dan
mengadakan mesin-mesin ATM, Bank Muamalat telah berhasil menjangkau masyarakat
sampai tingkat kelurahan.
Label: Magic (Manajemen Stratejik)
Just Share Info mengenai Aliansi Strategis, barangkali bisa sedikit menambah bacaan. Klik --> Aliansi Strategis AQUA
thanks berat infonya broh..
Sangat membantu tugas saya