Sabtu, 10 November 2012
Skala
Pengukuran
Skala pengukuran merupakan
kesepakatan yang di gunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya
interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan
dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Macam-macam skala pengukuran
tersebut antara lain:
1.
Skala Nominal
Skala pengukuran nominal digunakan
untuk mengklasifikasikan obyek, individual atau kelompok. Sebagai contoh
pengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam
mengidentifikasi hal-hal diatas digunakan angka-angka sebagai symbol. Contohnya
: jenis kelamin rsponden, laki-laki = 1, dan wanita = 2
2. Skala
Ordinal
Skala
pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif
karakteristik yang berbeda yang dimiliki oleh obyek atau indvidu tertentu.
Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana
peringkat relative tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek
memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak
kekurangannya atau kelebihannya.
Skala
pengukuran yang meyatakan kategori sekaligus melakukan rangking terhadap
kategori. Contoh : kita ingin mengukur preferensi responden terhadap empat
merek produk air mineral.
Merek Air
Mineral
Ranking
Aquana 1
Aquaria 2
Aquasan 3
Aquasi 4
Aquana 1
Aquaria 2
Aquasan 3
Aquasi 4
3. Skala Interval
Skala
interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan
skala ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval
yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan
karakteristik antara satu individu atau obyek dengan lainnya.
4. Skala Ratio
Skala
pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala
nominal, ordinal, dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0
(nol) empiris absolut. Nilai absolut nol tersebut terjadi pada saat
ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio
biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu
dengan lainnya.
5. Skala Pengukuran Sikap
Ada empat jenis skala pengukuran sikap
menurut Daniel J Mueller (1992), yaitu:
a.
Skala Likert
Skala Likert di gunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
resepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Dalam
penelitian, fenomena social ini telah di tetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya di sebut sebagai variable penelitian.
Contoh :.
Preferensi
Preferensi Preferensi
1.Sangat Setuju 1.Setuju 1. Sangat Positif
2.Setuju 2.Sering 2. Positif
3.Ragu-ragu 3.Kadang-kadang 3. Netral
4.Tidak Setuju 4.Hampir tdk pernah 4. Negatif
5.Sangat Tdk Setuju 5.Tidak Pernah 5. Sangat Negatif
1.Sangat Setuju 1.Setuju 1. Sangat Positif
2.Setuju 2.Sering 2. Positif
3.Ragu-ragu 3.Kadang-kadang 3. Netral
4.Tidak Setuju 4.Hampir tdk pernah 4. Negatif
5.Sangat Tdk Setuju 5.Tidak Pernah 5. Sangat Negatif
Untuk
keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut diberi nilai skor,
Misalnya : sangat setuju/setuju/sangat positif diberi skor 5, selanjutnya
setuju/sering/positif diberi skor 4 dan seterusnya.
Dengan
skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik
bersifat favorable (positif) bersifat bersifat unfavorable (negatif).
Jawaban setiap item instrumen yang
mengunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif, yang berupa kata-kata antara lain:
a. Sangat Setuju, b. Setuju, c.
Ragu-ragu, d. Tidak Setuju, e. Sangat Tidak Setuju.
a. Sangat Baik, b. Baik, c. Ragu-ragu, d. Tidak Baik, e. Sangat Tidak Baik.
a. Sangat Baik, b. Baik, c. Ragu-ragu, d. Tidak Baik, e. Sangat Tidak Baik.
Sistem penilaian dalam skala Likert
adalah sebagai berikut:
Item Favorable: sangat setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak setuju/baik (2), sangat tidak setuju/baik (1)
Item Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3), tidak setuju/ baik (4), sangat tidak setuju/ baik (5).
Item Favorable: sangat setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak setuju/baik (2), sangat tidak setuju/baik (1)
Item Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3), tidak setuju/ baik (4), sangat tidak setuju/ baik (5).
b.
Skala Thurstone
Skala Thurstone merupakan skala sikap yang pertama
dikembangkan dalam pengukuran sikap. Skala ini mempunyai tiga teknik penskalaan
sikap, yaitu :
· metode perbandingan pasangan
· metode interval pemunculan sama, dan
· metode interval berurutan.
Ketiga metode ini menggunakan bahan
pertimbangan jalur dugaan yang menganggap kepositifan relatif pernyataan sikap
terhadap suatu obyek.
c.
Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini,
akan di dapat jawaban yang tegas, yaitu ya atau tidak, benar atau
salah, pernah atau tidak, positif atau negative dan lain - lain. Data
yang di peroleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua
alternatif). Jadi kalau pada skala likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari
kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”, maka pada dalam skala
Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju atau tidak setuju”. Penelitian
menggunakan sakal Guttman di lakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas
terhadap suatu permasalahan yang di tanyakan.
Contoh :
1. Apakah anda setuju dengan kebijakan
perusahaan menaikkan harga jual?
a. Setuju b. Tidak
Setuju
d.
Semantic Deferensial
Skala pengukuran yang berbentuk
Semantic defferensial di kembangkan oleh Osgood. Skala ini juga di gunakan
untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist,
tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya”
terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di
bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang di peroleh adalah daya interval,
dan biasanya skala ini di gunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu
yang di punyai oleh seseorang.
e.
Skala
rating
Dalam
skala rating data yang diperoleh adalah data kuantitatif kemudian
peneliti baru mentranformasikan data kuantitatif tersebut menjadi data
kualitatif.
Contoh:
Kenyaman ruang tunggu RSU Kartini:
5
4 3 2 1
Kebersihan ruang parkir RSU Kartini :
5
4 3 2 1
Label: Metodologi Penelitian
7 Comments:
-
- Punta H. Indrayana said...
23 Februari 2013 pukul 17.34Sangat membantu sekali. Terima kasih.- Unknown said...
4 Maret 2013 pukul 10.09sama2 :)- Dins90 said...
18 April 2013 pukul 00.56(y), boleh tau referensi nya?- Unknown said...
18 Juli 2013 pukul 13.55Blog yg luar biasa! punya skala regulasi emosi nya Gross? kalau punya kirim ke mohalfian88@gmail.com dong, butuh buat skripsi nih Thanks :)- ari wibawa said...
8 Oktober 2013 pukul 09.40trimakasi, sangat membantu..- Education Park said...
17 Mei 2019 pukul 18.14Jadi, termasuk ke bagian data yang mana jika menggunakan skala likert?- Romlah said...
31 Maret 2021 pukul 05.27Terimakasih sangat membantu