Senin, 29 Oktober 2012
1. Pengertian Masalah
Penelitian pada
hakekatnya dilakukan untuk pemecahan masalah. Artinya pemecahan masalah menjadi
referensi dasar dari suatu penelitian, apakah itu penelitian dasar, penelitian
terapan atau jenis penelitian yang lain. Penelitian terapan mempunyai penekanan
pada penyelesaian persoalan secara praktis. Penelitian dasar juga bersifat
penyelesaian, tetapi dalam pengertian yang berbeda. Penelitian dasar menjawab
persoalan-persoalan yang membingungkan yang bersifat teoritis. Menurut Mantra
(2004), ini pula alasannya mengapa dalam usulan penelitian atau laporan hasil
penelitian selalu didahului oleh pernyataan mengenai latar belakang masalah.
Masalah penelitian
berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua masalah kehidupan dapat
menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi jika ada kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan
kenyataan yang ada, antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia antara
harapan dan kenyataan, kelangkaan cara-cara untuk mengatasi suatu kejadian, atau
ketiadaan informasi yang sangat diperlukan untuk mengambil suatu keputusan. Di
bidang ekonomi, bisnis, dan akuntansi berbagai kesenjangan yang terjadi dapat
menyangkut berbagai bidang yang sangat luas. Penelitian diharapkan dapat
memecahkan masalah itu atau dengan kata lain dapat menutup atau
setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan tersebut.
2. Sumber-Sumber Masalah Penelitian
Masalah dapat diketahui apabila:
a.
Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan
kenyataan
Misalnya seseorang yang semula
mengetik dengan mesin ketik manual kemudian diganti dengan komputer.
b.
Terdapat penyimpangan antara apa yang telah
direncanakan dengan kenyataan
Suatu rencana yang
telah ditetapkan tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari rencana
tersebut, maka tentu ada masalah. Jadi untuk menemukan masalah dapat
diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan
dengan kenyataan. Contohnya, target wisatawan menginap di suatu hotel
berbintang direncanakan sebanyak 6.000 orang, tetapi kenyataan jumlah yang
menginap hanya 3.000 orang.
c.
Ada pengaduan
Dalam suatu organisasi
yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata setelah ada pihak tertentu yang
mengadukan produknya maupun pelayanan yang diberikan, maka akan timbul masalah
dalam organisasi tersebut. Seperti misalnya pengaduan konsumen terhadap
kualitas produk yang dinilai kurang baik, pengaduan konsumen terkait dengan
pelayanan yang diberikan.
d.
Ada kompetisi
Adanya kompetisi dapat menimbulkan masalah. Pesaing baru di
dunia bisnis adalah masalah. Apabila tidak dapat dilakukan kerjasama, maka
perlu dicari pemecahannya untuk dapat memenangkan kompetisi tersebut. Contohnya,
perusahaan pos dan giro merasa mempunyai masalah setelah adanya
biro jasa lain yang menerima titipan surat, titipan barang, adanya handphone untuk SMS, email. Dalam proposal penelitian, setiap
masalah harus ditunjukkan dengan data. Misalnya penelitian tentang SDM, maka
masalah SDM harus ditunjukkandengan data. Masalah SDM misalnya, berapa jumlah
SDM yang terbatas, jenjang pendidikan yang rendah, kompetensi dan
produktivitas yang masih rendah.
Masalah juga dapat bersumber dari hal-hal sebagai berikut:
a.
Bacaan terutama bacaan yang melaporkan hasil penelitian
Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian merupakan laporan
hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan
penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih
lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering
tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena keterbatasan penelitian.
Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat
masalah-masalah yang belum terjawab. Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang
bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku bacaan
terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan
yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan
yang dimuat di media cetak.
b.
Seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah
Masalah dapat diperoleh melalui
pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti konferensi, seminar, simposium resmi, dan
diskusi. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasalahan yang
memerlukan jawaban melalui penelitian.
c.
Pernyataan pemegang otoritas
Orang yang mempunyai kekuasaan atau
otoritas cenderung menjadi figure
yang dianut oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh
pemegang otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di
sini dapat bersifat formal dan non formal.
d.
Pengamatan sepintas
Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan
ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka
waktu yang cukup lama, dapat melahirkan suatu masalah. Seseorang dapat
menemukan masalah penelitiannya dalam suatu perjalanan atau peninjauan ketika
berangkat dari rumah sama sekali tidak ada rencana untuk mencari masalah
penelitian.
e.
Pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan salah satu
sumber yang paling berguna dalam pengambilan suatu masalah sebab dikembangkan
dari pengalaman peneliti sendiri sebagai praktisi kependidikan. Penelitian yang
bersumber dari pengalaman merupakan penelitian yang bersifat pemecahan masalah
yang dihadapi langsung. Tetapi tidak semua pengalaman yang dimiliki seseorang
itu selalu positif, tetapi kadang-kadang sebaliknya. Pengalaman seseorang baik
yang diperolehya sendiri maupun dari orang lain, dapat dijadikan sumber masalah
yang dapat dijawab melalui penelitian.
f.
Perasaan intuitif
Secara intuitif manusia dapat
melahirkan suatu masalah. Masalah penelitian tersebut muncul dalam pikiran
manusia pada saat-saat yang tidak terencanakan. Tidak jarang terjadi masalah
penelitian itu muncul dalam pikiran imuwan pada pagi hari setelah bangun tidur.
g.
Wawancara dan Angket
Melalui wawancara kepada masyarakat
mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang
sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan angket
kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan
masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk
mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk
menyakinkan adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat.
Ketujuh faktor diatas dapat saling mempengaruhi dalam
melahirkan suatu masalah penelitian, dapat juga berdiri sendiri dalam
mencetuskan suatu masalah. Jadi untuk mengindentifikasi masalah dapat melalui
sumber-sumber masalah di atas. Sumber-sumber masalah tersebut dapat saling
berinteraksi dalam menentukan masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu
sumber saja.
3. Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian
Masalah yang
sedemikian banyak, perlu dipilih masalah yang paling layak dan penting untuk
diteliti. Proses pemilihan terhadap masalah yang penting untuk diteliti disebut
dengan proses pelingkupan atau scoping.
Mukayat (1994) menyebutkan beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam
melihat apakah suatu masalah layak atau penting untuk diteliti, sebagai
berikut:
a.
Apakah benar suatu masalah yang ditentukan tersebut
belum pernah dicari jawabannya?
b.
Apakah masalah yang ditentukan itu benar-benar penting
untuk dipecahkan pada waktu penelitian dikerjakan (aktualitas penelitian)?
c.
Apakah masalah yang ditentukan itu memenuhi 5 W yaitu what (apa), where (di mana), why
(mengapa), when (mengapa), dan how (bagaimana)?
d.
Apakah masalah yang dipilih itu memiliki relevansi
dengan gerak pembangunan (memiliki kemanfaatan praktis)?
e.
Apakah dana yang tersedia cukup memadai untuk mencari
jawaban masalah yang ditentukan itu sehingga dapat menghasilkan suatu
pengetahuan yang bulat.
Pemahaman terhadap pemilihan masalah tersebut menjadi
sangat penting khususnya bagi peneliti agar terhindarkan dari upaya pemecahan
masalah yang bukan merupakan masalah penelitian. Suatu masalah, bukan merupakan
masalah penelitian sudah tentu tidak memenuhi kriteria yang telah disebutkan di
atas, atau ketika kemungkinan jawaban dari pemecahan masalah tersebut hanya ada
satu tanpa ada kemungkinan alternatif yang lain dari satu jawaban tersebut.
4. Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian
Penelitian
yang baik adalah penelitian yang memenuhi lima ciri utama yaitu
menarik minat peneliti, bisa dikerjakan (feasible), jelas (clear), berkontribusi terhadap
ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia (significant), dan tidak
menimbulkan kerusakan bagi alam, lingkungan, dan manusia (ethical). Fraenkel dan Wallen (1990, dalam Sugiyono,
2000) mengemukakan bahwa masalah penelitian yang baik memenuhi hal-hal barikut:
a.
Masalah
penelitian harus feasible karena berkaitan dengan
mungkin tidaknya penelitian itu dilakukan. Aspek efesiensi merupakan
dasar kriteria ini. Suharsimi Arikunto (1996) memberikan pertimbangan mungkin
tidaknya sebuah masalah diteliti dari sisi peneliti dan dari sisi
faktor pendukung sebagai berikut :
Ditinjau
dari diri peneliti :
1)
Peneliti harus mempunyai kemampuan untuk meneliti
masalah itu, artinya menguasai materi yang melatarbelakangi
masalah dan menguasai metode untuk memecahkannya.
2)
mempunyai
waktu yang cukup sehingga tidak melakukannya asal selesai.
3)
Peneliti
mempunyai tenaga untuk melaksanakannya.
4)
Peneliti
mempunyai dana yang mencukupi.
Dari sisi tersedianya faktor
pendukung:
1)
Tersedia
dana sehingga pertanyaan penelitian dapat dijawab.
2)
Ada izin
dari yang berwenang.
b. Sebuah masalah penelitian juga harus jelas (clear) karena masalah penelitian tidak
hanya harus dipahami oleh si peneliti, tetapi juga oleh masyarakat
banyak. Nawawi (1993) menambahkan
agar sebelum melaksanakan penelitian, seorang peneliti melakukan studi
literatur. Apabila dari studi literatur ternyata masalah yang akan diteliti
sudah dilakukan orang lain dengan gamblang, maka sebaiknya
dipertimbangkan lagi agar penelitiannya tidak sia-sia. Hal lain yang harus
dilakukan adalah berusaha mendiskusikan masalah yang akan ditelitinya dengan
teman sejawat atau berkonsultasi/meminta pendapat seseorang atau beberapa orang
yang dianggap ahli di dalam bidang yang akan ditelitinya. Hal ini untuk
menghindari pengulangan penelitian yang telah dilakukan peneliti lain. Dari
sisi kejelasan masalah, pendefinisian inti masalah perlu dilakukan dari
berbagai sisi, antara lain memperhatikan definisi dari kamus, kesepakatan
umum, jika perlu disertai dengan contoh yang
konkret. Penjelasan inti masalah dalam suatu penelitian
yang baik pada umumnya
diungkapkan dengan definisi operasional.
c. Masalah harus signifikan, dalam arti
jawaban atas masalah tersebut harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan
ilmu dan pemecahan masalah dalam kehidupan praktis. Penelitian idealnya menjawab pertanyaan yang
memajukan pengetahuan dalam bidang yang diteliti, juga
secara praktis penelitian itu meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
d. Masalah bersifat etis, yaitu tidak
berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan, dan
agama. Masalah penelitian harus pantas, layak, dan beradab untuk diteliti. Intinya,
penelitian itu tidak menyebabkan kerusakan bagi manusia, alam, dan
sosial.
Tidak ada
aturan umum dalam perumusan masalah. Sumadi (1989) senada dengan Tuckman (dalam
Sugiono, 2000) menyarankan perumusan masalah sebagai berikut:
a. Masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat
tanya
b. Rumusan masalah hendaknya padat dan jelas
c. Menautkan hubungan antara dua atau lebih
variabel
d. Rumusan masalah hendaknya memberikan
petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
Dalam
perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Sugiyono (2000)
menyebutkan ada tiga bentuk masalah yaitu masalah deskriptif, komparatif, dan
masalah asosiatif.
a. Masalah deskriptif
Masalah deskriptif yaitu
masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri
sendiri). Jadi dalam peneltian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel
itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel
itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini
selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
-
Bagaimanakah sikap masyarakat
terhadap perguruan tinggi negeri berbadan hukum?
-
Seberapa tinggi efektivitas
kebijakan mobil berpenumpang tiga?
-
Seberapa tinggi tinggi tingkat kepuasan
konsumen dan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di
bidang kesehatan?
b. Masalah komparatif
Masalah komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan
masalahnya sebagai berikut:
-
Adakah perbedaan
produktivitas kerja antara pegawai negeri dengan swasta? (satu variabel pada
dua sampel)
-
Adakah perbedaan kemampuan
dan disiplin kerja antara pegawai swasta nasional dan perusahaan asing? (dua
variabel pada dua sampel)
-
Adakah perbedaan daya tahan
berdiri pelayan toko yang berasal dari kota, desa dan gunung? (satu variabel
pada tiga sampel)
-
Adakah perbedaan
motivasi belajar dan hasil belajar antar murid yang berasal dari keluarga Guru,
Pegawai Swasta, dan Pedagang? (dua variabel pada tiga sampel)
-
Adakah perbedaan kompetensi
profesional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan SLTA ? (satu variabel
untuk dua kelompok, pada tiga sampel)
c. Masalah asosiatif
Masalah asosiatif adalah suatu
pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih.
Hubungan tersebut bisa simetris, kausal, maupun hubungan timbal balik.
1) Hubungan simetris adalah hubungan antara
dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan
kausal ataupun interaktif.
Contoh:
-
Adakah hubungan antara
banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah?
-
Adakah hubungan antara
jumlah payung yang terjual dengan jumlah kejahatan?
2) Hubungan kausal yaitu hubunagn yanga
bersifat sebab akibat. Dalam hal ini ada variabel independen (variabel bebas) dan
variabel dependen. Variabel independen mempengaruhi variabel dependen.
Contoh:
-
Adakah pengaruh sistem
penggajian terhadap prestasi kerja?
-
Seberapa besar pengaruh
tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyawan?
-
Adakah pengaruh pendidikan
orang tua terhadap prestasi belajar anak? (pendidikan orang tua merupakan variabel
independen dan prestasi belajar merupakan variabel dependen)
-
Seberapa besar pengaruh
kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan?
(kepemimpinan merupakan variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan merupakan
variabel dependen)
3) Hubungan timbal balik atau interaktif
adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel
dependen dan variabel independen.
Contoh:
-
Hubungan antara motivasi
dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi dan
juga prestasi mempengaruhi motivasi.
-
Hubungan antara kecerdasan dengan
kakayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian
juga orang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
5. Pertanyaan Penelitian
Secara hirarkis suatu permasalahan atau pertanyaan
penelitian dimulai dari pertanyaan yang lebih umum kemudian menukik ke
pertanyaan yang sifatnya lebih khusus. Cooper dan Emory (1996) membedakan
hirarkis pertanyaan menjadi 4 tingkatan yaitu pertanyaan manajemen, pertanyaan
penelitian, pertanyaan penyelidikan, dan pertanyaan pengukuran.
Gambar 1. Hirarki Pertanyaan
Pertanyaan manajemen adalah pertanyaan yang mencerminkan suatu keputusan
yang harus dibuat seorang manajer dan merupakan masalah yang menyebabkan
penelitian dilakukan. Suatu pertanyaan yang menunjukkan pertanyaan manajemen seperti
misalnya bagaimana meningkatkan keuntungan? Dalam hal ini tidak terlihat jenis
penelitian yang akan dilakukan. Pertanyaan manajemen terkait dengan masalah
manajerial.
Pertanyaan penelitian (research question) yaitu suatu pertanyaan yang menekankan pada
fakta dan pengumpulan informasi. Terkait dengan kegagalan bank dalam memperoleh
keuntungan lebih tinggi, dapat diajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
a.
Faktor utama apa yang menyebabkan kegagalan bank dalam
mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi dalam tingkat tabungannya?
b.
Seberapa baik bank menjalankan hal-hal berikut?
c.
Mutu lingkungan kerjanya?
d.
Efisiensi operasi dibandingkan dengan standar industri
perbankan?
e.
Keadaan keuangan dibandingkan dengan standar industri
perbankan?
Pertanyaan
penyelidikan (investigation question)
merupakan pernyataan yang harus dijawab peneliti untuk dapat menanggapi
pernyataan umum secara memuaskan. Tujuannya adalah untuk mengambil pertanyaan
penelitian yang lebih umum dan merincinya menjadi pertanyaan–pertanyaan yang
lebih rinci. Pertanyaan penyelidikan terkait dengan pertanyaan penelitian
tersebut di atas dapat diajukan:
a.
Bagaimana kedudukan masyarakat berkaitan dengan jasa
keuangan dan pemanfaatannya?
-
Jasa-jasa keuangan khusus apa yang dipakai?
-
Sejauh mana bebagai jasa sedemikian menarik?
-
Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi seseorang untuk
menggunakan jasa tertentu?
b.
Bagaimana posisi persaingan bank tersebut?
-
Bagaimana pola geografis dari nasabah-nasabahnya?
-
Sejauh mana masyarakat tahu mengenai usaha-usaha
promosi yang dilakukan oleh bank?
-
Bagaimana pertumbuhan dalam jasa-jasa bila dibandingkan
dengan lembaga-lembaga saingannya?
Pertanyaan pengukuran (measurement
question) dalam survei pertanyaan-pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan
yang sebenarnya diajukan kepada responden. Pertanyaan-pertanyaan ini muncul
dalam kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA
Rahyuda, I Ketut, I Gst Wayan Murjana Yasa
dan Ni Nyoman Yuliarmi. 2004. Buku Ajar:
Metodologi Penelitian. Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Label: Metodologi Penelitian