Selasa, 08 Januari 2013
PENGALAMAN DAN BACKGROUND DARI ELANG GUMILANG
Elang Gumilang lahir di Bogor tanggal 6 April 1985, Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan H. Enceh (55) dan Hj. Prianti (45). Elang terlahir dari keluarga yang lumayan berada, yaitu ayahnya berprofesi sebagai kontraktor, sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Pada saat ini Elang adalah seorang wirausaha muda Indonesia yang telah berhasil. Ia memiliki jiwa wirausaha semenjak menempuh pendidikan di sekolah menengah atas.
Sejak kelas tiga SMU, Elang mulai berwirausaha dengan menjual donat, menjual minyak goreng keliling, menjual lampu, dan bahkan ia pernah menjadi tukang sepatu, sampai akhirnya ia menjadi marketing perumahan. Kegigihannya dilatarbelakangi oleh tekad yang kuat, yaitu setelah lulus SMA, ia harus mampu membiayai kuliahnya sendiri tanpa harus menggantungkan biaya kuliah dari orang tuanya. Ia mempunyai target setelah lulus SMA harus mendapatkan uang Rp 10 juta untuk modal kuliahnya kelak.
Pada saat mengenyam pendidikan di ITB, ia pernah bekerja sebagai marketing di sebuah perusahaan developer. Pengalaman bekerja di marketing perumahan membuatnya mempunyai pengetahuan di dunia properti. Namun, karena keterbatasan modal ia pun membidik proyek perumahan bagi kalangan menengah ke bawah. Hal ini juga dipandang dapat menjadi peluang, mengingat selama ini bisnis properti kebanyakan ditujukan hanya untuk kalangan atas, sedangkan perumahan yang sederhana dan murah yang terjangkau untuk orang miskin masih sangat jarang sekali. Menurutnya banyak orang Indonesia yang tinggal di kota belum memiliki rumah pada usia 60 tahun karena mengalami kendala dalam mengatasi DP atau uang muka dan cicilan yang mahal sehingga mereka belum berani untuk memiliki rumah.
Pada saat merintis usaha properti, Elang memiliki modal yang terbatas. Namun, pada saat itu Elang memiliki seorang sahabat yang mempunyai kerabat yang kaya raya, kerabat dari sahabatnya itu bersedia membantu Elang sebagai pemberi jaminan untuk mengambil KTA. Namun sayangnya, orang yang memberikan jaminan atas KTA tersebut meninggal dunia, sehingga Elang harus benar-benar berusaha untuk tetap dapat membayar angsuran sebesar Rp 8,7 juta. Berada dalam keadaan yang seperti itu, Elangpun semakin mengeksplorasi potensi dirinya dan bekerja dengan lebih keras, ia sempat bekerja sebagai tenaga sales sebuah perusahaan developer. Selama setengah tahun bekerja, ia sanggup menjual 40-an unit rumah kepada konsumen. Menurutnya, yang terpenting adalah pengalamannya bekerja di sanalah yang menjadi pembelajaran dalam berwirausaha. Dari pengalamannya, ia mulai belajar membuat presentasi, pemasaran, dan mempelajari seluk beluk pekerjaan developer.
Berbekal pengalaman sebagai karyawan perusahaan pengembang ditambah ilmu dari Bapaknya sebagai kontraktor, Ia memberanikan diri ikut tender rehabilitasi sebuah sekolah di Jakarta Barat. Ia berhasil menyelesaikan tender tersebut pada saat ia menyandang status sebagai mahasiswa semester akhir yang sedang menyelesaikan skripsinya. Di samping itu, cicilan KTA pun berhasil diangsur. Sukses menangani proyek pertamanya membuat Elang percaya diri untuk mengikuti tender-tender yang lebih besar. Saat ini sudah banyak proyek perumahan yang ia bangun. Ia membangun Elang Grup bersama lima orang sahabatnya, teman-temannya dijadikannya sebagai investor. Usaha Elang Grup pun semakin berkembang dari waktu ke waktu, dan saat ini sangat banyak investor yang tertarik untuk ikut serta menyertakan modalnya dalam perusahaan Elang.
Elang telah menjadi wirausaha yang sukses, namun ia tetap menjaga pola hidupnya yang sederhana dan tidak berlebihan. Satu hal yang ia petik dari pengalamannya adalah selalu bersyukur pada yang di atas, selain itu Elang juga memiliki kepedulian terhadap sesama dengan menyisihkan 10% pendapatannya kepada orang-orang yang kurang mampu. Bisnis yang ia jalankan selain menjadi peluang untuk menghasilkan keuntungan juga dapat menjadi kemudahan bagi orang-orang yang kurang mampu untuk memiliki rumah sendiri dengan uang muka dan cicilan yang relatif murah.
KEMAMPUAN MANAJERIAL DARI ELANG GUMILANG
Elang pernah mempunyai karyawan yang malas dan hanya mau enaknya saja, ingin dapat gaji, tapi tak mau bekerja. Dalam keadaan seperti itu, Elang tetap tegas hingga akhirnya memecat pegawai tersebut. Akhirnya mantan pegawainya merasa sakit hati dan mulai mengeluarkan ancaman melalui SMS. Elang tidak takut dengan ancaman mantan pegawainya tersebut karena ia merasa aman tinggal di Negara hukum. Elang mulai melakukan pendekatan dengan mendatangi lurah tempat mantan pegawainya tinggal. Akhirnya masalah dapat diselesaikan. Dia menganggap pengalaman tersebut sebagai bagian dari seni kehidupan. Peristiwa tersebut membuatnya lebih berhati-hati dalam melangkah. Pada saat memulai proyek baru, ia menjalin silaturahmi dengan tokoh-tokoh dan warga sekitarnya. Berkat pendekatannya, semua bisnisnya menjadi semakin lancar.
Dari hasil wawancara dengan salah satu karyawan yang bekerja di perusahaan Elang Gumilang yang dipublikasikan melalui media online, diketahui bahwa suasana kerja di perusahaan Pak Elang sangat menyenangkan dan meninggalkan kesan yang positif, suasananya santai namun tetap professional dalam hal kinerja. Selain itu beliau juga mengeluarkan aturan khusus dalam mengatur pola kerja karyawannya, berkaitan dengan waktu kerja.
Selain itu dalam perusahaannya juga terdapat beberapa peraturan yang harus ditaati, diantaranya:
· Keterlambatan masuk kerja mengakibatkan pemotongan gaji sesuai dengan jumlah keterlambatan dalam suatu periode. Hal ini untuk mengingatkan pegawai betapa berharganya waktu yang ada.
· Pegawai perempuan diwajibkan mengenakan kerudung dan pakaian yang menutup aurat.
Terdapat budaya organisasi yang ditanamkan dalam perusahaannya, orientasi perusahaan yang ditanamkan kepada para pegawai adalah 3G:
· GOD, orientasi pada nilai-nilai Ketuhanan
· GOLD, orientasi pada pencapaian target yang diukur dari aspek materi;
· GLORY, orientasi pada terwujudnya visi besar perusahaan.
Elang adalah sosok pemimpin yang berhasil memimpin perusahaannya karena beliau tidak segan turun langsung ke lapangan untuk memberikan contoh. Elang juga tidak ragu untuk membaur bersama karyawannya dalam kegiatan-kegiatan non-formal seperti pelaksanaan sholat bersama ataupun sekedar berbincang-bincang dengan pegawai. Elang mengedepankan aspek pembelajaran kepada para pegawainya. Ia ingin agar semua pegawai sama-sama berkembang. Peningkatan kapasitas pegawai yang diharapkan mencakup segala hal, mulai dari pemikiran dan moral-spiritual.
ASPEK FINANSIAL
Pada saat merintis usaha properti, Elang memiliki modal yang terbatas. Namun, pada saat itu Elang memiliki seorang sahabat yang mempunyai kerabat yang kaya raya, kerabat dari sahabatnya itu bersedia membantu Elang sebagai pemberi jaminan untuk mengambil KTA (Kredit Tanpa Agunan) di Bank sebesar Rp 150.000.000. Setiap bulannya, Elang yang pada saat itu berada pada tahun ketiga masa kuliah harus mengangsur sebesar Rp 8,7 juta selama dua tahun. Namun sayangnya, orang yang memberikan jaminan atas KTA tersebut meninggal dunia, sehingga Elang harus benar-benar berusaha untuk tetap dapat membayar angsuran sebesar Rp 8,7 juta tersebut. Berada dalam keadaan yang seperti itu, Elangpun mengeksplorasi potensi dirinya dan bekerja dengan lebih keras, ia sempat bekerja sebagai tenaga sales sebuah perusahaan developer. Selama setengah tahun bekerja, ia sanggup menjual 40-an unit rumah kepada konsumen. Menurutnya, yang terpenting adalah pengalamannya bekerja di sanalah yang menjadi pembelajaran dalam berwirausaha. Dari pengalamannya, ia belajar membuat Mulai presentasi, pemasaran, sampai pernak-pernik pekerjaan developer.
Elang membangun rumah dengan dua tipe, yaitu 22/60 dan 6/72. Rumah-rumah yang didirikan di lahan 60 meter persegi tersebut ditawarkan hanya seharga Rp 25 juta dan Rp 7 juta per unit, dengan uang muka sebesar Rp 1,25 juta dan cicilan Rp 90.000 ribu per bulan selama 15 tahun. Berkat kegigihannya, pada saat berusia 22 tahun dan masih menyandang status mahasiswa, Elang Gumilang sudah memiliki omzet sebesar Rp 17 Milyar.
Setelah sukses menjalankan proyek perdananya, Elang mulai mengembangkan usahanya untuk mendirikan perumahan sederhana bersama lima orang sahabatnya, mereka berhasil mengumpulkan modal Rp 340 juta. Teman-temannya dijadikannya sebagai investor. Langkah awal yang dilakukan adalah melobi pemilik rumah agar tanahnya bisa dibeli dengan cara mengangsur. Ia pun berhasil melobi pemilik tanah dan ia optimis dapat melunasi harga tanah sebesar Rp 1,7 M tersebut dalam waktu 1,5 tahun. Perjalanan usahanya semakin lancar, banyak investor yang bersedia bergabung. Banyak tawaran membuat rumah untuk masyarakat kelas bawah di Sumatera dan Kalimantan. Namun, tawaran ini tidak diambil karena ia ingin fokus di wilayah Bogor dan Sukabumi terlebih dulu. Ia tak mau tergesa-gesa mengambil keputusan, seperti yang biasa dilakukan pengusaha muda. Ia harus cermat berhitung, mengingat investasi usaha properti tidak kecil.
KAITAN ANTARA PERJALANAN ELANG GUMILANG SEBAGAI WIRAUSAHA DENGAN TEORI KEWIRAUSAHAAN
Menurut saya Elang Gumilang adalah sosok yang tepat untuk dianalisa dan dievaluasi sisi entrepreneurshipnya karena banyak dari perjalanannya sebagai pengusaha yang dapat dicontoh dan dibandingkan dengan teori yang telah kita pelajari di kelas. Beliau memiliki pemikiran dan orientasi masa depan yang jelas, hal ini bisa terlihat dari sikapnya yang visioner, yaitu pada saat masih menginjak bangku SMA, ia telah memiliki target untuk mengumpulkan dana sebesar Rp 10 juta rupiah dari hasil kerjanya sendiri untuk persiapan biaya kuliah. Tidak hanya sampai di situ, setelah menyandang gelar mahasiswa, jiwa wirausahanya semakin menjadi, ia mulai berani melirik bisnis properti, walaupun mengalami keterbatasan modal dan saat itu sangat sulit untuk meminjam uang di bank karena statusnya yang masih sebagai mahasiswa. Ia pun mencari jalan, mulai dari mencari seorang penjamin hingga harus bekerja keras melunasi angsuran karena ia berada di bawah tekanan pada saat penjamin tersebut meninggal dunia. Hal berikutnya yang perlu dicontoh dari beliau adalah selalu berpikiran positif, pada saat mendapat teror dari mantan pegawainya, ia menyikapinya dengan tenang karena percaya bahwa Indonesia Negara hukum dan tidak akan semudah itu, mantan pegawainya bisa mengintimidasinya. Jalan keluarnya, beliau mulai mengadakan pendekatan dengan aparat RT dari tempat tinggal mantan pegawainya, hal ini dianggapnya sebagai sebuah pelajaran. Ia pun mulai belajar berinteraksi dengan masyarakat dan aparat dari lingkungan bisnisnya untuk menunjang keberhasilan dari bisnisnya tersebut.
Bila dihubungkan dengan teori motivasi dan prestasi, Elang Gumilang memiliki motivasi yang tinggi untuk berprestasi, hal ini bisa terlihat dari kegigihan dan keyakinannya dari awal berkecimpung di wirausaha, mulai dari berjualan donat, berjualan minyak keliling, tukang sepatu, hingga menjadi marketing di salah satu perusahaan developer. Ia ingin mandiri, dan pada saat ia bekerja dengan orang lain sebagai marketing, ia tidak menutup diri untuk berkembang, dari sana ia memperlajari teknik-teknik pemasaran yang baik, mulai dari cara menyiapkan suatu presentasi, mempraktikkan teknik pemasaran dan mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak mengenai bisnis perumahan. Di samping itu, dia pandai melihat peluang, dengan modal yang terbatas ia membidik bisnis perumahan untuk kalangan menengah ke bawah yang memang masih sangat jarang karena kebanyakan bisnis properti sasarannya adalah kalangan atas. Dari penjabaran di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa motivasinya untuk berprestasi tidak pernah surut. Pengalamannya sebagai pekerja ia jadikan sebagai pemacu yang memperkaya pengetahuan dan keahliannya dalam suatu bidang, sebelum akhirnya menekuni langsung bidang tersebut dan menunjukkan prestasi yang gemilang.
Dari sisi permodalannya, pada awalnya ia menggunakan modal pinjaman dari bank berupa KTA (Kredit Tanpa Agunan) untuk menangani proyek pertamanya setelah menang tender. Selanjutnya ia mulai mengembangkan bisnisnya dengan modal yang diperoleh dari sahabat-sahabatnya selaku investor, setelah usaha semakin berkembang barulah ia menggunakan tambahan modal yang diperoleh dari investor lainnya karena usahanya yang lancar banyak menarik minat investor. Ia memiliki financial skill yang cukup baik, hal ini mungkin dikarenakan karena semenjak SMA ia sudah terbiasa melakukan perencanaan terhadap keuangannya, di samping itu ia sangat pintar membangun suatu relasi dengan pihak lain untuk mendapatkan modal. Di samping keahlian untuk mendapatkan modal, ia juga pintar mengelola dana yang diperoleh sehingga dapat menghasilkan keuntungan. Ia tidak gegabah dalam menerima tawaran bisnis karena bisnis properti bukan bisnis yang memakan biaya sedikit, dia mempertimbangkan birokrasi di tiap-tiap daerah. Jadi, terlihat sekali bahwa ia tidak mau mengambil keputusan yang tergesa-gesa berkaitan dengan hal financial. Satu hal lagi yang harus dicontoh dari Elang Gumilang adalah ketika ia telah sukses, ia tidak berfoya-foya, namun tetap hidup sederhana dan menyisihkan sebagian uangnya untuk beramal. Maka, tidaklah mengherankan di usianya yang terbilang muda, ia mampu mengembangkan bisnisnya dengan omzet milyaran karena keuangannya direncanakan dengan matang dan tidak serta merta terjerumus dalam kehidupan yang mewah.
Keterampilan bisnis dari Elang Gumilang juga sudah terasah, baik itu dari segi pemasaran maupun dari keterampilan manajemen. Keterampilan pemasaran ia dapatkan dari pengalamannya sebagai marketing sebuah perusahaan developer, ia juga pandai menetapkan segmentasi pasar yang tepat, yaitu kalangan menengah ke bawah yang menginginkan rumah dengan harga terjangkau. Ia menjembatani keinginan dari segmen pasar yang ia target dengan mendirikan perumahan yang terbilang murah, mengingat rumah adalah kebutuhan primer bagi setiap orang termasuk bagi orang-orang yang kurang mampu, ia pun berhasil menyasar segmen pasar yang ditargetkan. Dari sisi kemampuan manajerial, dia adalah sosok pemimpin yang terjun langsung ke lapangan dan dan mau membaur dengan para karyawannya, dia tau caranya mengatur orang dengan menetapkan peraturan jam kerja serta sanksi keterlambatan. Hubungannya yang baik dengan karyawan dan adanya aturan yang jelas mampu menciptakan iklim kerja yang menyenangkan, namun tetap professional dalam hal kinerja. Satu hal lagi, dia tidak pernah menutup bawahannya untuk terus berkembang, ia tidak segan-segan membagikan pengetahuannya kepada para karyawan, dalam kondisi yang dihargai, motivasi karyawan cenderung tinggi sehingga kinerja semakin baik. Hal ini menunjukkan Elang Gumilang mampu menjadi pemimpin yang baik.
Label: Kewirausahaan