Kamis, 29 November 2012
Hasil Diskusi di Kelas
Analisis SWOT dan BCG (Boston Consulting Group) pada dasarnya sama-sama mempertimbangkan dua dimensi dalam menyusun strategi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
(keterangan lebih lanjut: baca buku-buku manajemen strategi)
Pertanyaan-pertanyaan:
Analisis SWOT dan BCG (Boston Consulting Group) pada dasarnya sama-sama mempertimbangkan dua dimensi dalam menyusun strategi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
- Pada analisis SWOT sifatnya lebih lengkap karena menganalisis unsur internal perusahaan (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (ancaman dan peluang) dengan lebih komplit
- Sementara, pada BCG masing-masing dimensi hanya menyoroti satu faktor, yaitu faktor internalnya adalah kemampuan perusahaan untuk menguasai pangsa pasar (market share) dan faktor eksternalnya adalah pertumbuhan pasar (market growth)
(keterangan lebih lanjut: baca buku-buku manajemen strategi)
Pertanyaan-pertanyaan:
- apa yang dimaksud dengan SWOT tunduk terhadap waktu?
- apa yang dimaksud memimpin tanpa tujuan?
- Strategi perusahaan apakah harus konsisten mengingat adanya kemungkinan faktor-faktor lingkungan untuk berubah, seperti yang kasus Bom bali yang pernah terjadi, apakah hotel-hotel di bali (perusahaan) harus secara konsisten menerapkan strategi perusahaan sebelumnya?
- SWOT tunduk terhadap waktu di sini maksudnya adalah pertimbangan faktor-faktor internal dan eksternal yang ada dalam matriks SWOT dapat mengalami perubahan-perubahan dari waktu ke waktu, mengingat kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat mengalami perubahan dan juga faktor-faktor lingkungan eksternal yang mengalami hal serupa, maka perumusan strategi dengan menggunakan matriks SWOT ini harus disesuaikan dengan keadaan dan dalam waktu yang bersangkutan, agar perumusan strategi yang dihasilkan adalah strategi yang relevan. Jawaban ini juga sekaligus menjawab pertanyaan no 3, dimana dalam kasus bom bali, perusahaan mengaplikasikan strategi sesuai dengan perubahan-perubahan yang telah terjadi, misalnya dengan menurunkan tarif hotel dan lain sebagainya untuk tetap dapat bertahan pada masa itu. Jadi, di sini dibutuhkan adanya fleksibilitas terhadap perubahan-perubahan yang terjadi untuk dapat menjaga keberlangsungan atau going concern perusahaan.
- Untuk pertanyaan kedua, memimpin tanpa tujuan di sini secara normatif tidak ada, karena sesuai teori perusahaan sudah memiliki visinya sendiri, namun, dalam praktek masih ada beberapa perusahaan yang tidak memiliki visi (cita-cita) yang jelas sehingga tujuan atau target yang hendak dicapai juga sama tidak jelasnya. hal inilah yang mendorong kebangkrutan dalam usaha, jadi memimpin tanpa tujuan artinya memimpin tanpa tujuan jangka panjang yang pasti, tanpa visi yang jelas.
Label: Magic (Manajemen Stratejik)