Selasa, 09 Oktober 2012

JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


PERKEMBANGAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
            Melalui komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung mencerminkan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan, kita dapat mengetahui bahwa anggaran sector public telah digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi, dan anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan public dapat pula digunakan sebagai alat pengendalian.      System perencanaan anggaran public berkembang sesuai dengan perkembangan manajemen sector public dan perkembangan tuntutan yang muncul di masyarakat. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama dalam perencanaan dan penyususnan anggaran sector public yang memiliki perbedaan mendasar, yaitu:
1.      Anggaran tradisional atau anggaran konvensional.
2.      Pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public Management

ANGGARAN TRADISIONAL
            Terdapat beberapa ciri utama dari pendekatan anggaran tradisional, yaitu:
1.      Cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism
Anggaran tradisional bersifat incrementalisn berarti hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.
2.      Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item
Struktur anggaran ini didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran. Metode line-item budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran.
3.      Cenderung sentralistis
4.      Bersifat spesifikasi
5.      Tahunan
6.      Menggunakan prinsip anggaran bruto
Kelemahan Anggaran Tradisional
Metode anggaran tradisional memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
1.    Hubungan yang tidak memadai antara anggaran tahunan dengan rencana pembangunan jangka panjang.
2.    Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti secara menyeluruh efektifitasnya
3.    Lebih berorientasi pada input daripada output, yang menyebabkan anggaran tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat kebijakan dan pilihan sumber daya, atau memonitor kinerja.
4.    Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan sulit dicapai, sehingga berpeluang menimbulkan konflik, overlapping, kesenjangan dan persaingan antar departemen.
5.    Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.

anggaran Publik DENGAN PENDEKATAN NPM

Era New Public Management

Anggaran publik dengan pendekatan New Publik Management (NPM) mulai dikenal sejak tahun 1980-an yang mulai merubah sistem anggaran tradisional yang terkesan kaku, birokratis, dan hierarkis menjadi lebih fleksibel dan mementingkan pasar. Model NPM berfokus pada manajemen  sektor  publik  yang  berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan. Salah satu model pemerintahan di era NPM adalah model pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) dalam Mardiasmo (2002), yang tertuang  dalam  pandangannya  yang dikenal dengan konsep ‘reinventing government”. Perspektif baru pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah :
  1. Pemerintahan   katalis, fokus pada  pemberian  pengarahan,  bukan produksi pelayanan publik.
2.      Pemerintahan milik masyarakat, memberdayakan  masyarakat  daripada melayani.
3.      Pemerintah yang kompetitif, menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian pelayanan publik.
4.      Pemerintah  yang  digerakkan oleh misi, mengubah organisasi yang digerakkan  oleh  peraturan  menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.
5.      Pemerintah  yang  berorientasi hasil, membiayai hasil bukan masukan.
6.      Pemerintah  berorientasi  pada pelanggan, memenuhi    kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi.
7.      Pemerintahan wirausaha, mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar  membelanjakan.
8.      Pemerintah antisipatif, pemerintah wirausaha tidak hanya mencoba untuk mencegah masalah, tetapi juga berupaya  keras  untuk  mengantisipasi masa depan.
  1. Pemerintah desentralisasi, dari hierarki  menuju  partisipatif  dan  tim kerja. 
10.  Pemerintah berorientasi  pada mekanisme pasar, mengadakan perubahan  dengan  mekanisme  pasar dan bukan dengan mekanisme administratif.
Perbandingan anggaran tradisional dengan anggaran berbasis NPM
Anggaran Tradisional

New Public Management

Sentralistis
Desentralisasi & devolved management
Nerorientasi pada input
Berorientasi pada input, output & outcome
Tak terkait dengan perencanaan jangka
panjang
Utuh & komprehensif dengan perencanaan
jangka panjang
Line-item & incremental
Berdasarkan sasaran kinerja

Batasan departemen yang kaku

Lintas departemen
Gunakan aturan klasik: vote accounting
ZBB, PPBS
Prinsip anggaran bruto
Sistematik & rasional
Bersifat tahunan

Bottom-up budgeting

Spesifik

PERUBAHAN PENDEKATAN ANGGARAN
Reformasi sektor public yang salah satunya ditandai dengan munculnya era New Public Management telah mendorong usaha untuk mengembangkan pendekatan yang lebih sistematis dalam perencanaan anggaran sektor public. Seiring dengan perkembangan tersebut, muncul beberapa teknik penganggaran sektor public, misalnya teknik anggaran kinerja (Performance budgeting), Zero Based Budgeting (ZBB), dan Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS).
Pendekatan baru dalam sistem anggaran public cenderung memiliki karakteristik umum sebagai berikut:
1.      Komprehensif/ komparatif
2.      Terintegrasi dan lintas departemen
3.      Proses pengambilan keputusan yang rasional
4.      Berjangka panjang
5.      Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas
6.      Analisis total cost dan  benefit (termasuk opportunity cost)
7.      Berorientasi input, output, dan outcome, bukan sekedar input.
8.      Adanya pengawasan kinerja.

ANGGARAN KINERJA
Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayan publik. Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan pada konsep value for money dan pengawasan atas kinerja output. Pendekatan ini juga mengutamakan mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta pendekatan yang sistematik dan rasional dalam proses pengambilan keputusan.
Anggaran kinerja didasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja. Oleh karena itu, anggaran digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Penilaian kinerja didasarkan pada pelaksanaan value for money dan efektivitas anggaran. Pendekatan ini cenderung menolak pandangan anggaran tradisional yang menganggap bahwa tanpa adanya arahan dan campur tangan, pemerintah akan menyalahgunakan kedudukan mereka dan cenderung boros (overspending).
ZERO BASED BUDGETING (ZBB)
Konsep Zero Based Budgeting dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada sistem anggara tradisional. Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep Zero Based Budgeting dapat menghilangkan incrementalism dan line-item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero-base). ZBB tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini, namun penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini.
Proses Implementasi ZBB
Proses implementasi ZBB terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1.     Identifikasi unit-unit keputusan
Struktur organisasi pada dasarnya terdiri dari pusat-pusat pertanggungjawaban (responsibility center). Zero Based Budgeting merupakan sistem anggaran yang berbasis pusat pertanggungjawaban sebagai dasar perencanaan dan pengendalian anggaran.
2.      Penentuan paket-paket keputusan
Paket keputusan merupakan gambaran komprehensif mengenai bagian dari aktivitas organisasi atau fungsi yang dapat dievaluasi secara individual. Paket keputusan dibuat oleh manajer pusat pertanggungjawaban dan harus menunjukkan secara detail estimasi biaya dan pendapatan yang dinyatakan dalam bentuk pencapaian tugas dan perolehan manfaat. Terdapat dua jenis paket keputusan, yaitu:
a.    Paket keputusan mutually-exclusive.
b. Paket keputusan incremental.
3. Meranking dan mengevaluasi paket keputusan
Jika paket keputusan telah disiapkan, tahap berikutnya adalah meranking semua paket berdasarkan manfaatnya terhadap organisasi.
Keunggulan ZBB
·         Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi sumber daya secara lebih efisien
·         ZBB berfokus pada value for money
·         Mempermudah untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi  dan ketidakefektivan biaya
·         Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer
Kelemahan ZBB
·         Prosesnya memakan waktu lama, terlalu teoritis, dan tidak praktis
·         ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek
·         Implementasi ZBB membutuhkan teknologi yang maju
·         Masalah besar yang dihadapi ZBB adalah pada proses meranking dan mereview paket keputusan
PLANNING, PROGRAMMING, AND BUDGETING SYSTEM (PPBS)
PBBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori sistem yang berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utamanya adalah alokasi sumber daya berdasarkan analisis ekonomi. PBBS ini ditujukan untuk membantu manajemen pemerintah dalam membuat keputusan alokasi sumber daya secara lebih baik.
Proses implementasi PPBS, meliputi:
1.      Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas
2.      Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang elah ditetapkan
3.      Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari masing-masing program
4.      Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil
5.      Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui
Karakteristik PPBS
·         Berfokus pada tujuan dan aktivitas untuk mencapai tujuan
·         PBBS berorientasi pada masa depan
·         Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi
·         Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif dan program yaitu identifikasi tujuan, identifikasi secara sistematik alternatif program untuk mencapai tujuan, estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program, dan estimasi manfaat yang ingin diperoleh dari masing-masing alternatif program.
Kelebihan PBBS
·         Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen puncak ke manajemen menengah.
·         Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja
·         Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya dalam perencanaan program.
·         Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kerja sama antar departemen.
Kelemahan PBBS
·         PBBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi.
·         Implementasi PBBS membutuhkan biaya yang besar.
·         PBBS sulit untuk diimplementasikan.
·         PBBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan manusia yang kompleks.
Masalah utama penggunaan ZBB dan PBBS
1.      Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif untuk melakukan aktivitas.
2.      Kurangnya data untuk membandingkan semua alternatif, terutama untuk mengukur output
3.      Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan di masa depan, perubahan politik, dan ekonomi
4.      Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang berat
5.      Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perankingan program terutama ketika terdapat pertentangan kepentingan

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta






0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates